• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Keislaman

Perbanyak Baca Al-Qur’an dan Sedekah Selagi di Bulan Sya'ban

Perbanyak Baca Al-Qur’an dan Sedekah Selagi di Bulan Sya'ban
Selama bulan Sya'ban hendaknya memperbanyak membaca Al-Qur'an. (Foto: NOJ/HBm)
Selama bulan Sya'ban hendaknya memperbanyak membaca Al-Qur'an. (Foto: NOJ/HBm)

Orang-orang saleh terdahulu membaca Al-Qur’an lebih banyak pada bulan Sya‘ban. Kebiasaan mereka kemudian ditandai oleh masyarakat. Tidak heran kalau masyarakat menamai bulan Sya‘ban sebagai ‘bulan para pembaca Al-Quran’ dan ‘bulan Al-Qur’an’.

 

Bahkan Amr bin Qais Al-Mala’i menghentikan aktivitas bisnisnya di bulan Sya‘ban hanya untuk meluangkan waktu untuk tadarus Al-Qur’an. Betul bahwa tadarus Al-Qur’an dianjurkan di setiap bulan. Hanya saja tadarus sangat dianjurkan pada bulan-bulan penuh berkah seperti Sya‘ban atau Ramadlan; atau di tempat-tempat mulia seperti di kota Mekkah, Raudlah, dan tempat-tempat mulia lainnya.

 

 

Hasan bin Sahal meriwayatkan bahwa bulan Sya‘ban bertanya kepada Allah, mengapa ia ditempatkan di antara dua bulan agung, yaitu Rajab dan Ramadlan? “Aku menjadikanmu sebagai bulan untuk umat-Ku bertadarus,” jawab Allah SWT.

 

Selain tadarus, umat Islam juga dianjurkan untuk banyak bersedekah kepada kalangan dluafa. Hal ini dimaksudkan agar kelompok penghasilan rendah dan tidak menentu dapat menyambut gembira bulan puasa sebagaimana umat Islam menengah ke atas.

 

   قال الحافظ ابن رجب الحنبلي رحمه الله تعالى روينا بإسناد ضعيف عن أنس رضي الله عنه قال: كان المسلمون إذا دخل شعبان انكبوا على المصاحف فقرأوها وأخرجوا زكاة أموالهم تقوية للضعيف والمسكين على صيام رمضان

 

Artinya: Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahumullah mengatakan, ‘Kami menerima riwayat dengan sanad dlaif dari Anas RA yang mengatakan bahwa ketika masuk bulan Sya‘ban umat Islam tertunduk pada mushaf Al-Qur’an. Mereka menyibukkan diri dengan tadarus dan mengeluarkan harta mereka untuk membantu kelompok dluafa dan orang-orang miskin dalam menyongsong bulan Ramadlan. (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban?, cetakan pertama, 1424 H, halaman 44).

 

 

Tampaknya dua amalan utama salafus saleh di bulan Sya‘ban perlu dihidupkan kembali di tengah masyarakat sekarang. Keduanya masih relevan untuk saat ini. Keduanya merupakan ibadah yang mencakup aspek ritual dan sosial.

 

Wallahu a‘lam.


Editor:

Keislaman Terbaru