Dalam memasuki bulan Dzulhijjah, umat Islam disunnahkan untuk menjalankan puasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah. Dianjurkan juga untuk memperbanyak ibadah di bulan tersebut.
Menjadi pertanyaan tersendiri, ketika orang yang masih memiliki utang puasa wajib Ramadhan, apakah boleh melaksanakan puasa sunnah Dzulhijjah? Atau bahkan boleh melaksanakan puasa sebagai qadha Ramadhan sekaligus puasa Dzulhijjah?
Orang yang masih memiliki utang puasa Ramadhan dianjurkan untuk segera membayar atau meng-qadha utang puasanya.
Mengutip pandangan Al-Khatib Al-Syarbini, orang yang mengqadha puasa tidak mendapatkan keutamaan puasa sunnah di bulan tersebut. Meskipun demikian, orang tersebut masih dianggap mengamalkan puasa sunah, tetapi tidak mendapatkan pahala sebagaimana yang disebutkan dalam hadits.
Namun, orang yang berutang puasa bukan karena uzur yang dibolehkan syariat tidak boleh untuk menunaikan ibadah puasa sunnah Dzulhijjah. Orang yang dimaksud di sini adalah orang yang memang sengaja tidak berpuasa tanpa alasan yang dibolehkan syariat, seperti dalam perjalanan, sakit, atau sudah usia senja. Orang demikian ini harus mengqadha utang-utang puasanya lebih dahulu.
Sementara itu, orang yang tidak berpuasa karena uzur syariat makruh untuk menunaikan puasa sunah sebelum menuntaskan qadha puasanya sebagaimana disampaikan Al-Mahamili dan Al-Jurjani yang dikutip oleh Syamsuddin Ar-Ramli dalam kitabnya, Nihayatul Muhtaj.
Diketahui, sehari puasa di antara tanggal 1 hingga tanggal 9 Dzulhijjah itu diganjar sama dengan puasa selama setahun penuh. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
Artikel diambil dari: Bolehkah Puasa Dzulhijjah Sekaligus Qadha Ramadhan?
Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar. (HR At-Trmidzi).