• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Sejarah Nuzulul Qur’an dan Alasan Diperingati Setiap 17 Ramadhan

Sejarah Nuzulul Qur’an dan Alasan Diperingati Setiap 17 Ramadhan
Sejarah Nuzulul Quran dan Alasan Diperingati Setiap 17 Ramadhan. (Foto: ilustrasi/ freepik)
Sejarah Nuzulul Quran dan Alasan Diperingati Setiap 17 Ramadhan. (Foto: ilustrasi/ freepik)

Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia. Bahkan, bulan Ramadhan kerap kali disebut dengan bulan Al-Qur’an. Hal tersebut karena di bulan ini ayat pertama Al-Qur’an disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang pada akhirnya dikenal dengan Nuzulul Qur’an.

 

Malam Nuzulul Qur’an itu kini kerap diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Di momen ini umat manusia menjadikannya sebagai upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan untuk meraih ridho Allah SWT.

 

Namun, sebagian manusia hanya mengetahui sekelumit perihal sejarah Nuzulul Qur’an atau momen diturunkannya Al-Qur’an. Padahal, dengan mengetahui hal itu akan menambah kecintaan umat Islam terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW itu.

 

Syekh Muhammad Sayyid At-Thanthawi, sebagaimana dikutip Ustadz Sunnatullah dalam tulisannya yang berjudul Sejarah Singkat Nuzulul Qur’an, mengatakan bahwa firman Allah SWT yang agung ini diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui beberapa tahap. Tahapan yang pertama, yaitu Allah turunkan dari Lauh Mahfudz ke langit dunia secara menyeluruh.

 

Tahapan berikutnya Allah menyuruh malaikat Jibril as untuk menurunkannya kepada Nabi SAW dengan cara berangsur-angsur (step by step) sesuai kebutuhan umat Islam saat itu, baik turun sebagai hukum, respon terhadap suatu kejadian, sebagai perintah atau larangan, maupun sebagai hikayat dari umat-umat sebelumnya. (Syekh At-Thanthawi, Tafsir Al-Wasith lil Qur’anil Azhim, [Mesir, Daru Nahdlah: 1997], juz I, halaman 454).

 

Imam Ibnu Katsir (wafat 774 H) dalam salah satu karyanya mengatakan, bahwa pertama kali diturunkannya Al-Qur’an dari langit dunia kepada Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan malam Senin tanggal 17 Ramadhan, dan ada juga yang mengatakan tanggal 24 Ramadhan. Dalam kitabnya disebutkan:

 

كَانَ ابْتِدَاءُ الْوَحْيِ إِلَى رَسُوْلِ الله يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ، لَسَبْع عَشَرَةَ لَيْلَةُ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَقِيْلَ فِي الرَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْهُ

 

Artinya: “Permulaan wahya (diturunkannya Al-Qur’an) kepada Rasulullah SAW bertepatan dengan hari Senin pada malam ketujuh belas bulan Ramadhan. Dan dikatakan, bertepatan dengan tanggal 24 Ramadhan.” (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, [Beirut, Darul Fikr], juz III, halaman 11).

 

Dengan berpijakan pada pendapat Imam Ibnu Katsir di atas, maka tidak salah jika di Indonesi dan Negara-negara muslim lainnya memperingati malam nuzulul qur’an bertepatan padalam malam tanggal 17 di bulan Ramadhan.

 

Selain kitab suci Al-Qur’an, kitab-kitab suci para nabi sebelumnya juga diturunkan pada bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam At-Thabrani dan Al-Baihaqi dari sahabat Watsilah bin Asqa, Nabi Muhammad SAW bersabda:

 

أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، و أُنْزِلَتْ التَّوْارَةُ لِسِتٍّ مَضَيْنِ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْاِنْجِيْلُ لِثَلَاثِ عَشَرَةَ مَضَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الزَّبُورُ لِثَمَانِي عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأَنْزَلَ اللَّهُ الْقُرْآنَ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ

 

Artinya: “Mushaf Nabi Ibrahim as diturunkan pada pertama bulan Ramadhan. Kitab Taurat diturunkan pada hari keenam Ramadhan. Injil diturunkan pada tanggal 13 Ramadhan. Zabur diturunkan pada tanggal 18 Ramadhan. Al-Qur’an diturunkan pada tangal 24 Ramadhan.” (HR At-Thabrani dan Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman, dan Imam Al-Asbihani dalam Kitab At-Targhib).

 

Menurut sebagian ulama, Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan bertepatan dengan malam Lailatul Qadar, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qadr, Allah SWT berfirman:

 

اِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)

 

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada 1000 bulan.” (QS Al-Qadr: 1-3).

 

Alasan Diperingati 17 Ramadhan

Mengutip tulisan Muhamad Abror yang berjudul Ini Alasan Nuzulul Qur’an Diperingati pada 17 Ramadhan, disebutkan bahwa terdapat dua landasan atas peringatan Nuzulul Qur’an setiap 17 Ramadhan.

 

Pertama, peringatan Nuzulul Qur’an setiap 17 Ramadhan mengacu pada Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 41. Dalam ayat tersebut, para ulama mengartikan kata “yaumul furqan” sebagai bertemunya dua pasukan Muslim dan kafir Quraisy saat perang Badar pada 17 Ramadhan.

 

Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Imam ath-Thabari dalam Jāmiʽul Bayān fi Ta’wīlil Quran (13/562) dengan mengutip Hasan bin Ali,

 

قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة "الفرقان يوم التقى الجمعان"، لسبع عشرة من شهر رمضان.   

 

Artinya: “Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata, ‘Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan.’

 

Kedua, peringatan Nuzulul Qur’an setiap 17 Ramadhan mengacu pada peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah berupa Al-Qur’an surat Al-’Alaq ayat 1-5 di Gua Hira.


Keislaman Terbaru