• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Keislaman

Sejarah Puasa Asyura dan 20 Peristiwa Penting di Dalamnya

Sejarah Puasa Asyura dan 20 Peristiwa Penting di Dalamnya
Ilustrasi 10 Muharram atau hari Asyura. (Foto: NU Online)
Ilustrasi 10 Muharram atau hari Asyura. (Foto: NU Online)

Muharram merupakan salah satu bulan yang mulia. Di bulan pertama dalam kalender Hijriyah itu disunnahkan mengisi aktivitas sehari-hari dengan berpuasa, khususnya pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura.

 

Pada bulan Muharram ini —termasuk dalam bulan-bulan yang haram (asyhurul hurum)— Allah memiliki suatu hari, yang merupakan hari mulia dalam Islam. Hari itu adalah hari Asyura. Banyak kejadian, hal-hal penting, yang berhubungan dengan bulan ini. Berikut ulasan hari Asyura:

 

Definisi Asyura
Ada dua pendapat dalam penamaan Asyura. Pendapat yang pertama adalah Asyura diambil dari kata Asyirah (kesepuluh) untuk pleonastis (yang dilebih-lebihkan) dan diagungkan. Sedangkan pendapat yang kedua adalah pendapat yang paling banyak yaitu, kata Asyura adalah hari kesepuluh dari bulan Muharram.

 

Sejarah dan Perintah Puasa Asyura
Setelah hijrah dari Makkah ke Madinah, Nabi Muhammad mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari Asyura, maka beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa Asyura.

 

Dari sahabat Abdullah bin Abbas radliyallahu 'anh beliau berkata: “Tatkala Nabi Muhammad datang ke kota Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa di hari Asyura, lantas beliau bersabda kepada mereka, 'Hari apa yang kalian sedang berpuasa ini?'

 

Mereka menjawab, 'Hari ini adalah hari yang agung. Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya pada hari ini dan menenggelamkan Fir’aun beserta pasukannya. Maka Musa berpuasa pada hari ini sebagai rasa syukur dan kami turut berpuasa.’

 

Maka Rasulullah bersabda: Maka kami dengan Musa lebih berhak dan lebih utama daripada kalian. Maka Rasulullah berpuasa dan memerintahkan berpuasa. (HR Bukhari dan Muslim).

 

Konon katanya, kaum Quraisy juga berpuasa pada hari Asyura. Disebutkan dalam riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim bahwa Sayyidah Aisyah radliyallahu 'anha berkata: “Dulu kaum Quraisy berpuasa Asyura pada masa jahiliah. Kemudian Rasulullah memerintahkan berpuasa Asyura pula, hingga diwajibkan puasa Ramadhan.

 

Maka Rasulullah bersabda, 'Barang siapa yang berkehendak (ingin berpuasa), maka silakan berpuasa. Dan barang siapa yang berkehendak (tak ingin berpuasa), maka tidak berpuasa.’”

 

Tak hanya puasa Asyura yang dianjurkan, puasa Tasu’a (hari kesembilan dari bulan Muharam) dan hari kesebelas pun juga diperintahkan oleh Nabi Muhammad untuk berpuasa juga. Hal ini guna untuk membedakan antara ritual ibadah orang Muslim dan kaum Yahudi.

 

Diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Abbas radliyallahu 'anh beliau berkata: “Nabi Muhammad beliau bersabda, 'Jika aku masih hidup hingga tahun depan, pasti aku akan berpuasa pada hari kesembilan’” (HR Muslim).

 

Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu 'anh, marfu' (disandarkan kepada Nabi Muhammad ) berkata, "Puasalah pada hari Asyura dan bedakanlah diri kalian dengan kaum Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau setelahnya."

 

Imam Syafi'i dalam kitabnya al-Um dan al-Imla' menegaskan bahwa disunahkan berpuasa 3 hari; puasa Asyura, Tasu'a dan puasa hari kesebelas.

 

Nah, dari sini dapat disimpulkan bahwa puasa Asyura itu ada 3 tingkatan: Tingkatan yang paling rendah ialah puasa Asyura saja, kemudian atasnya adalah puasa Asyura dan puasa Tasu'a, dan yang terakhir, tingkatan yang paling tinggi adalah puasa Asyura, Tasu'a dan puasa hari kesebelas (bulan Muharram).

 

Asal Hukum Puasa Asyura

Para ulama berpendapat bahwa puasa Asyura itu hukumnya wajib sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan pada tahun kedua hijriah. Maka, setelah diwajibkan puasa Ramadhan, puasa ini menjadi puasa sunah 'muakkad' (sangat dianjurkan). Dan inilah pendapat kebanyakan ulama.

 

Namun, pendapat yang lain mengatakan bahwa puasa ini memang sejak dulu hukumnya sunah ’muakkad’, tidak wajib, hingga diwajibkan puasa Ramadhan, maka hukumnya kembali menjadi sunah biasa. Namun pendapat ini lemah, seperti yang ditegaskan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani.

 

Peristiwa penting di hari Asyura

Berikut ini 20 peristiwa penting yang terjadi pada hari Asyura atau 10 Muharram:

 
  1. Diciptakannya Nabi Adam AS di surga
  2. Diterimanya taubat Nabi Adam AS
  3. Naik dan sejajarnya perahu Nabi Nuh AS dengan Bukit Judi setelah banjir besar, serta turunnya ke muka bumi setelah banjir bandang
  4. Dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari perut ikan paus
  5. Diterimanya taubat umat Nabi Yunus AS
 
  1. Dilahirkannya Nabi Ibrahim AS
  2. Selamatnya Nabi Ibrahim AS dari api yang membakarnya oleh Raja Namrud
  3. Dikeluarkannya Nabi Yusuf AS dari sumur setelah diceburkan saudara-saudaranya
  4. Dipertemukannya Nabi Yusuf AS dengan keluarganya kembali
  5. Disembuhkannya penglihatan Nabi Ya’qub AS
 
  1. Dibukanya (dihilangkan) ‘madhorot’ yang mendera Nabi Ayyub AS
  2. Diampuninya Nabi Daud AS
  3. Terbelahnya laut merah untuk Nabi Musa AS setelah dikejar Fir’aun
  4. Tenggelamnya Fir’aun di dasar laut merah saat mengejar Nabi Musa AS
  5. Dilahirkannya Nabi Isa AS
  
  1. Diangkatnya Nabi Isa AS ke langit
  2. Dibolak-balikannya tubuh ashabul kahfi (para pemuda Bani Israil yang bersembunyi di dalam gua)
  3. Diciptakannya ruh Nabi Muhammad
  4. Dikandungnya Nabi Muhammad di rahim Ibunda Aminah RA
  5. Wafatnya (syahid) cucu Nabi Muhammad Sayyiduna Husein RA


Keislaman Terbaru