• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 3 Mei 2024

Keislaman

Tata Cara Berdoa di Multazam

Tata Cara Berdoa di Multazam
Tampak kerumunan jamaah haji berebut berdoa di depan Multazam (Foto:NOJ/wakalahanba'saudiyah)
Tampak kerumunan jamaah haji berebut berdoa di depan Multazam (Foto:NOJ/wakalahanba'saudiyah)

Multazam adalah salah satu dari beberapa tempat mulia dan mustajab di Masjdil Haram. Letaknya terdapat di bagian dinding Ka’bah antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar mengatakan:


وهو ما بين الكعبة والحجر الأسود: وقد قدَّمْنَا أنه يُستجاب فيه الدعاء


Artinya: Multazam adalah tempat (dinding) yang terletak di antara Ka’bah dan Hajar Aswad. Telah saya jelaskan sebelumnya bahwa berdoa di tempat ini akan dikabulkan.


Lalu bagi jamaah yang sudah mengetahui lokasi Multazam dan memungkinkan untuk berdoa di situ, maka tata caranya adalah mengikuti petunjuk sebagaimana berikut: 


حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا الْمُثَنَّى بْنُ الصَّبَّاحِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: طُفْتُ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ فَلَمَّا جِئْنَا دُبُرَ الْكَعْبَةِ قُلْتُ: أَلَا تَتَعَوَّذُ؟ قَالَ: نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ، ثُمَّ  مَضَى حَتَّى اسْتَلَمَ الْحَجَرَ وَأَقَامَ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْبَابِ، فَوَضَعَ صَدْرَهُ وَوَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ وَكَفَّيْهِ هَكَذَا وَبَسَطَهُمَا بَسْطًا، ثُمَّ قَالَ: هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ


Artinya: Musaddad telah bercerita kepadaku, Isa bin Yunus bercerita kepadaku, Mutsanna bin Sabbah bercerita kepadaku, dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, ia berkata: Aku sedang bertawaf bersama Abdullah (Abdullah bin Umar). Ketika kami berada di belakang Baitullah, aku bertanya: tidakkah kamu memohon perlindungan?! Abdullah bin Umar menjawab: Kami berlindung kepada Allah dari panasnya siksaan api neraka. Setelah selesai, Abdullah mengusap Hajar Aswad dan berdiri di antara rukun (Hajar Aswad) dan pintu Ka’bah, lalu merapatkan dada, muka, kedua siku, dan kedua telapak tangannya, kemudian Abdullah bin Umar berkata: seperti inilah aku melihat Rasulullah  melakukannya, (Sunan Abu Daud dalam bab Multazam, juz 2/181)


Kemudian dalam kitab Sunan Ibn Majah 2/987 juga disebutkan:


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: سَمِعْتُ الْمُثَنَّى بْنَ الصَّبَّاحِ، يَقُولُ: حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: طُفْتُ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، فَلَمَّا فَرَغْنَا مِنَ السَّبْعِ، رَكَعْنَا فِي دُبُرِ الْكَعْبَةِ فَقُلْتُ: أَلَا نَتَعَوَّذُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ، قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ، قَالَ: ثُمَّ مَضَى، فَاسْتَلَمَ الرُّكْنَ، ثُمَّ قَامَ بَيْنَ الْحَجَرِ، وَالْبَابِ، فَأَلْصَقَ صَدْرَهُ، وَيَدَيْهِ، وَخَدَّهُ إِلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ


Kedua hadis dari Sunan Abi Daud dan Sunan Ibn Majah ini memiliki kesamaan periwayat utama, yakni Amr bin Syuaib dari ayahnya yang menyaksikan Umar bin Abdullah melakukan tata cara saat berdoa di depan Multazam. Redaksi matan sedikit berbeda namun maknanya saling melengkapi.


Beberapa poin dari makna kedua hadis di atas bila diurutkan adalah:


1.    Tawaf diselesaikan terlebih dahulu


2.    Shalat sunnah setelah tawaf dilakukan di belakang Ka’bah (maqam Ibrahim)


3.    Berdoa agar dilindungi dari siksa neraka


4.    Mengusap rukun (Hajar Aswad)


5.    Berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah


6.    Merapatkan dada, kedua telapak tangan, bagian dari wajah seperti pipi di Multazam.


Kemudian doa yang dibaca ketika berada di Multazam menurut Imam Nawawi dalam kitab Adzkar 1/195 adalah:


 اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَكَ  وَيُكَافِئُ مَزِيْدَكَ  أَحْمَدُكَ بِجَمِيْعِ مَحَامِدِكَ مَا عَلِمْتُ مِنْهَا وَمَا لَم أَعْلَمْ وَعَلَى جَمِيْعَ نِعَمِكَ مَا عَلِمْتُ مِنْهَا وَمَا لَمْ أَعْلَمْ  وَعَلَى كُلِّ حَالٍ  اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ  اللهم أَعِذْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  وَأَعِذْنِيْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ  وَقَنِّعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ  اللهم اجْعَلْنِيْ مِنْ أَكْرَمِ وَفْدِكَ عَلَيْكَ وَأَلْزِمْنِيْ سَبِيْلَ اْلإِسْتِقَامَةِ حَتَّى أَلْقَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ


Allâhumma lakal hamdu hamdan yuwâfî ni‘amaka wa yukâfi‘u mazîdaka. Ahmaduka bi jamî’i mahâmidika mâ ‘alimtu minhâ wa mâ lam a‘lam wa alâ jamî’i ni‘amika, mâ ‘alimtu minhâ wa mâ lam a’lam wa alâ kulli hâl. Allâhumma shalli ala Muhammadin wa ala âli Muhammadin. Allâhumma a‘idznâ minasy syaithânir rajîm wa a‘idzni min kulli sû` wa qanni‘ni bi mâ razaqtanî wa bârik lî fîhi. Allâhummaj ‘alnî min akrami wafdika ‘alaika wa alzimnî sabîlal istiqâmati hattâ alqâka yâ Rabbal âlamîn.


Artinya: Ya Allah, bagi-Mu pujian, (dengan) pujian yang meliputi seluruh anugerah-MU. Aku bersyukur pada-Mu atas segala macam pemberian-Mu, baik yang kuketahui ataupun yang tidak kuketahui, dan atas segala nikmat-Mu, baik yang kuketahui ataupun yang tidak kuketahui, dan atas segalanya. Ya Allah, shalawat dan salam semoga tercurahkan pada Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, lindungi aku dari setan yang terkutuk, lindungi pula aku dari segala kejelekan, cukupi aku dengan segala yang Engkau berikan kepadaku, dan berkahi aku dalam rezeki tersebut. Ya Allah, jadikan aku sebagai tebusan yang terbaik terhadap-Mu, dan tetapkan aku pada jalan yang istiqamah hingga aku kelak bertemu dengan-Mu, wahai Tuhan semesta alam.


Editor:

Keislaman Terbaru