• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Keislaman

Weekend, Jangan Lupa Bahagiakan Sanak Keluarga 

Weekend, Jangan Lupa Bahagiakan Sanak Keluarga 
Menyenangkan keluarga, saudara, penting dilakukan untuk menjaga kerukunan dan kasih sayang (Foto:NOJ/kelincimas)
Menyenangkan keluarga, saudara, penting dilakukan untuk menjaga kerukunan dan kasih sayang (Foto:NOJ/kelincimas)

Ahad menjadi hari baik untuk berkumpul dengan keluarga, utamanya mengajak mereka untuk berlibur meskipun sekadar melepas penat dari kesibukan aktivitas pekerjaan. Harapannya, beban pikiran akan terobati dengan bertemu keluarga, maupun kolega di kampung.


Liburan identik dengan menyenangkan hati, beristirahat sejenak dari aktivitas kerja yang kadang membosankan. Kesempatan ini menjadi momen special berkumpul, piknik untuk menyenangkan sanak keluarga.


Perbuatan menyenangkan hati sanak keluarga (muslim) disebutkan dalam hadits Nabi:


عَنِ ابْنِ عَبّاسٍ، أنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قالَ: إنَّ أحَبَّ الأعْمالِ إلى اللَّهِ بَعْدَ الفَرائِضِ إدْخالُ السُّرُورِ عَلى المُسْلِمِ


Artinya: Hadits riwayat Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah bersabda: Sesungguhnya amal yang paling disukai Allah SWT setelah melaksanakan perkara yang wajib adalah menggembirakan orang Islam. (Mu’jam Ausat, Tabrani)


Hadits ini mengisyaratkan pentingnya menyenangkan, membahagiakan saudara, sanak keluarga muslim, karena dengan hal itu akan menambah kerukunan, kebersamaan di antara saudara muslim. Tentu kegiatan tersebut tidak dengan cara melanggar syariat agama.


Dalam kitab Usfuriyah disebutkan:


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَدْخَلَ عَلَى قَلْبِ أَخِيْهِ الْمُسْلِمُ فَرَحًا وَسُرُورًا فِي دَارِ الدُّنْيَا خَلَقَ اللَّهُ تَعَالَى مَلَكًا يَدْفَعُ عَنْهُ الْآفَاتِ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ جَاءَ مَعَهُ قَرِيْنًا فَإِذَا مَرَّ بِهِ هَوْلٌ يَفْزَعُهُ قَالَ لَا تَخَفْ فَيَقُوْلُ مَنْ أَنْتَ فَيَقُوْلُ أَنَا الْفَرَحُ وَالسُّرُوْرُ الَّذِي أَدْخَلْتَهُ عَلَى أَخِيْكَ الْمُسْلِمُ فِي دَارِ الدُّنْيَا


Artinya: Barang siapa yang memberikan kebahagiaan dan kegembiraan dalam hati saudaranya yang muslim saat di dunia, maka Allah akan menciptakan malaikat yang akan menolak seluruh musibah darinya. Ketika hari kiamat sudah tiba, maka ia akan menjadi sahabat sejatinya. Ketika terjadi sesuatu yang mengerikan, maka ia akan berkata: Jangan takut! Lalu dia akan bertanya: Siapakah engkau? Maka ia akan berkata lagi: Aku adalah kebahagian dan kegembiraan, yang engkau berikan pada saudaramu yang muslim, waktu di dunia.


Dalam kitab Athiyyatul Haniyyah disebutkan:


مَنْ اَدْخَلَ عَلَى مُؤْمِنٍ سُرُوْرًا، خَلَقَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ السُرُوْرِ سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَلَكٍ، يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ


Artinya: Barang siapa yang membahagiakan orang mukmin lain, Allah menciptakan 70.000 malaikat yang ditugaskan memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat sebab ia telah membahagiakan orang lain.


Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa menyenangkan, menggembirakan sesama saudara muslim, baik dari keluarga, tetangga, kolega sebaiknya terus dijaga. Misal dengan membawa buah tangan, silaturahim, mengajak piknik, berkata lembut yang bisa melegakan dan membahagiakan mereka.


Titik tekannya, jangan sampai keberadaan kita tidak memberikan suasana positif, atau tidak menyenangkan mereka. Bahkan merugikan dan menyakitinya. Sebisa mungkin kita berusaha menjadi orang yang dapat memberi kegembiraan, membuat sanak keluarga riang gembira.


Editor:

Keislaman Terbaru