• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

BMKG Sosialisasi Penanggulangan Gempa Bumi dan Tsunami di Sumenep

BMKG Sosialisasi Penanggulangan Gempa Bumi dan Tsunami di Sumenep
Usman Kholid (pegang mik), Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Kalianget Sumenep, saat jadi narasumber di podcast TVNU Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi).
Usman Kholid (pegang mik), Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Kalianget Sumenep, saat jadi narasumber di podcast TVNU Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Kalianget Sumenep, Usman Kholid, menyebutkan berdasarkan hasil analisa tim survey, di Kabupaten Sumenep akan ada potensi gempa dan tsunami setinggi tiga meter dengan waktu tempuh lebih kurang empat menit.

 

“Diperkirakan daerah terdampak meliputi Pelabuhan Kalianget hingga ke PT Garam,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam podcast di kanal youtube TVNU Sumenep, Jum’at (18/06/2021).

 

Disebutkan bahwa, kehadirannya tersebut untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, agar potensi gempa dan tsunami yang tersiar luas dan meresahkan masyarakat dapat diantisipasi sejak dini.

 

“Bersedianya kami mengisi acara ini tidak lain sebagai media edukasi kepada masyarakat, agar lebih waspada dan mengantisipasi sejak dini potensi tersebut,” imbuh Usman, sapaan akrabnya.

 

Ia menceritakan, sebelumnya Kepala BMKG Pusat datang ke Sumenep meninjau langsung lokasi. Pihak BMKG juga menyampaikan potensi tersebut pada Bupati Sumenep, agar masyarakat sadar dan muncul kewaspadaan serta kesiagaan. Bahkan, tim juga melihat kesiapan dan membuat jalur evakuasi bencana.

 

“Alhamdulillah, usai menyampaikan hasil survey ini pada Bupati, dibuatlah rambu rambu yang jelas. Dan yang paling penting adalah mensosialisasikannya, sehingga warga merasa tenang,” ungkapnya.

 

Langkah Mitigasi

Usman dalam paparannya menyarankan pada Nahdliyin agar mendesain rumah agar tidak mudah runtuh. Cara penataan rumah harus diperhatikan oleh arsitek bangunan. Hal tersebut menurutnya termasuk dari antisipasi dini atas bencana.

 

“Barang-barang yang berat, mohon jangan diletakkan di atas lemari. Karena bisa menimpa penghuni saat terjadi bencana,” ungkapnya.

 

Dirinya menegaskan, belum ada teknologi di negara manapun yang bisa mengetahui gempa bumi dan tsunami. Dari sinilah tim mitigasi memberikan simulasi pada warga.

 

“Saat terjadi gempa, hendaknya bergegas keluar dari gedung atau ruangan. Jika tidak memungkinkan, lindungilah kepala kita dari reruntuhan. Apabila kita berada di pantai, segera pindah ke tempat yang lebih tinggi. Jika kita berada di daerah pegunungan, hindari tempat yang rawan longsor,” pintanya.

 

 

Ia pun mewanti-wanti agar ketika bencana terjadi masyarakat dapat mengikuti jalur evakuasi atau rambu-rambu yang terpasang di pinggir jalan.

 

Di akhir penyampaiannya, dirinya menjelaskan bahwa Tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu artinya pelabuhan, Nami berarti gelombang laut. Jika diistilahkan adalah gelombang laut yang sampai ke pelabuhan.

 

“Semoga lewat media edukasi ini, warga tidak panik. Kami selalu bersinergi dengan pihak terkait, seperti Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Indonesia Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Sumenep,” tandasnya.

 

Selain menghadirkan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Kalianget Sumenep, podcast ini juga mengundang Ketua LPBI NU Sumenep, Fathol Amin.

 

Editor: A Habiburrahman


Madura Terbaru