• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Madura

Gandeng LPBINU, RMINU Sumenep Siapkan Santri Tangguh Bencana di Pesantren

Gandeng LPBINU, RMINU Sumenep Siapkan Santri Tangguh Bencana di Pesantren
Wakil Ketua PCNU Sumenep beri sambutan dan membuka secara resmi Diklat Sanggub. (Foto: NOJ/Firdausi)
Wakil Ketua PCNU Sumenep beri sambutan dan membuka secara resmi Diklat Sanggub. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Dalam rangka memperingati Hari Santri 2023, Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Sumenep menyiapkan santri tangguh bencana. Untuk memuluskan program tersebut, pihaknya menggandeng Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) dengan kegiatan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Santri Tangguh Bencana (Sanggub).

 

Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep Kiai Moh Halili mengapresiasi program tersebut agar santri sigap, tangguh, dan tidak mudah panik saat bencana alam datang yang tak dapat diprediksi oleh nalar manusia.

 

"Di masa karantina selama 2 hari, saya berharap kepada peserta yang notabenenya pengurus pesantren se-Sumenep untuk memanfaatkan waktu ini. Karena kalian tidaknya diberi teori, tapi juga akan tahu simulasinya," ujarnya kepada peserta di aula Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake, Bluto, Sumenep, Kamis (26/10/2023).

 

Di tempat yang berbeda, Sekretaris PC RMINU Sumenep Kiai Zamzami Sabiq Hamid melaporkan bahwa terdapat beberapa pesantren yang berada di daerah rawan bencana. Mitigasi kesiapsiagaan, kata dia, harus disiapkan sedini mungkin dengan membentuk kader relawan bencana yang berasal dari kalangan santri. 

 

"Diklat Sanggub adalah bagian dari ikhtiar yang kami lakukan agar pesantren memiliki santri yang tangguh dan bisa melakukan mitigasi bencana," tutur dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk ini.

 

Dirinya menjelaskan, seluruh peserta Diklat memang dipilih oleh pengurus RMINU atau berdasarkan hasil musyawarah. Salah satu kriterianya adalah posisi pesantren secara geografis berada di daerah yang rawan bencana.

 

Untuk kriteria lainnya, pesantren harus mengutus santri aktif berusia 17-25 tahun, membawa surat tugas, membawa surat keterangan sehat jasmani dan ruhani, serta berstatus pengurus pesantren.

 

"Untuk menentukan peserta, kami gunakan dari data yang dimiliki oleh RMINU, selanjutnya data tersebut disampaikan pada LPBINU untuk dijadikan acuan dalam menyebar undangan ke pesantren," terangnya.

 

Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum ini berharap, kerja sama yang dibangun dengan LPBINU bisa melahirkan wadah bagi santri tangguh bencana dalam bertukar pengetahuan dan saling membantu jika ada kesulitan. “Selain itu, santri yang mengikuti pelatihan ini diharapkan bisa menularkan ilmunya kepada santri lain yang ada di pesantrennya masing-masing,” terangnya.

 

Untuk follow up, pihaknya akan berkoordinasi dengan LPBINU untuk melakukan semacam edukasi penanggulangan bencana ke beberapa pesantren atau dikemas dengan Turun ke Bawah (Turba).

 

"Semoga bisa dalam waktu dekat terlaksana. Kami pun juga berharap, semoga pesantren bisa memiliki kesiapsiagaan bencana dan memiliki jejaring dengan stakeholder penanggulangan bencana yang ada," tandasnya.


Madura Terbaru