Momentum Harlah Diharap Sibak Kembali Sejarah NU di Madura
Jumat, 18 Februari 2022 | 14:00 WIB

Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil Bangkalan, RKH Muhammad Nasih Aschal. (Foto: NOJ/ Sa'dullah)
Sa'dullah
Kontributor
Bangkalan, NU Online Jatim
Peringatan puncak Hari Lahir (Harlah) ke-99 Nahdlatul Ulama (NU) dalam hitungan kalender hijriyah dipusatkan di Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil Bangkalan, Kamis (17/02/2022). Kegiatan mengusung tema āMerawat Jagat, Membangun Peradabanā.
Hadir dalam kegiatan itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia, dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jawa Timur. Hadir pula secara virtual Wakil Presiden RI KH Maāruf Amin.
Dalam sambutannya, Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil Bangkalan, RKH Muhammad Nasih Aschal mengungkapkan, pagelaran puncak Harlah ke-99 NU yang diselenggarakan di pesantrennya diharapkan bisa mengangkat kembali sejarah penting NU di Madura.
āPemilihan tenpat Harlah di Pondok Pesantren Syaichona Mohammad Cholil ini menjadi pilihan yang sangat tepat, menjadi pilihan yang insyaallah akan mengangkat kembali sejarah penting Nahdlatul Ulama di bumi Madura,ā kata Kiai Nasih.
Ia pun menceritakan, bahwa pesantren yang didirikan oleh Syaikhona Mohammad Kholil bin Abdul Latif saat ini telah berusia 161 tahun. Hal tersebut menurutnya, bahwa pesntren ini lebih tua dari keberadaan jamiyah terbesar di dunia Nahdlatul Ulama.
āBahkan, kita semua tentu sepakat kalau jamiyah Nahdlatul Ulama ini lahir atas peran Syaikhona Cholil melalui isyaroh tongkat dan tasbihnya,ā ungkapnya.
Kiai Nasih menambahkan, Syaikhona Cholil tidak sekedar sosok yang menjadi penentu berdirinya NU. Lebih dari pada itu, Syaikhona Cholil juga memiliki banyak karya-karya kitab intelektual sehingga melahirkan santri yang cinta tanah air dan bangsa.
Menurut Kiai Nasih, Nahdliyin hari ini cukup familiar dengan adagium Hubbul wathan minal iman. Maka melalui penelurusan sejarah, ditemukan sebuah manuskrip, bahwa Syaikhona Kholil menulis Hubbul authan minal iman.
āIni bukti jika karya syaikhona tidak hanya kita baca isyarohnya saja, bukan sekadar penentu jamiyah Nahdlatul Ulama, tapi melalui beliau lah lahir pemikiran besar tentang nasionalisme, keutuhan, dan toleransi,ā tandasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menata Hati dengan 7 Perbuatan
2
Mensos Gandeng PPATK Telusuri Penerima Bansos Terindikasi Main Judol
3
Garda Fatayat NU Jatim Terima 100 Bibit Tanaman dari BPBD untuk Dukung Ketahanan Pangan
4
Distribusikan Benih Padi, Langkah Ansor Jatim Perkuat Ketahanan Pangan
5
Pesantren Bebas Kekerasan: Nawaning Nusantara Siapkan Satgas dan Edukasi Seksual
6
5 Dosen UIN KHAS Jember Ikut Terlibat dalam Penyusunan Raperda MDT
Terkini
Lihat Semua