• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Harlah Ke-99 NU

Momentum Harlah Diharap Sibak Kembali Sejarah NU di Madura

Momentum Harlah Diharap Sibak Kembali Sejarah NU di Madura
Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil Bangkalan, RKH Muhammad Nasih Aschal. (Foto: NOJ/ Sa'dullah)
Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil Bangkalan, RKH Muhammad Nasih Aschal. (Foto: NOJ/ Sa'dullah)

Bangkalan, NU Online Jatim

Peringatan puncak Hari Lahir (Harlah) ke-99 Nahdlatul Ulama (NU) dalam hitungan kalender hijriyah dipusatkan di Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil Bangkalan, Kamis (17/02/2022). Kegiatan mengusung tema ‘Merawat Jagat, Membangun Peradaban’.

 

Hadir dalam kegiatan itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia, dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jawa Timur. Hadir pula secara virtual Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.

 

Dalam sambutannya, Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Cholil Bangkalan, RKH Muhammad Nasih Aschal mengungkapkan, pagelaran puncak Harlah ke-99 NU yang diselenggarakan di pesantrennya diharapkan bisa mengangkat kembali sejarah penting NU di Madura.

 

“Pemilihan tenpat Harlah di Pondok Pesantren Syaichona Mohammad Cholil ini menjadi pilihan yang sangat tepat, menjadi pilihan yang insyaallah akan mengangkat kembali sejarah penting Nahdlatul Ulama di bumi Madura,” kata Kiai Nasih.

 

Ia pun menceritakan, bahwa pesantren yang didirikan oleh Syaikhona Mohammad Kholil bin Abdul Latif saat ini telah berusia 161 tahun. Hal tersebut menurutnya, bahwa pesntren ini lebih tua dari keberadaan jamiyah terbesar di dunia Nahdlatul Ulama.

 

“Bahkan, kita semua tentu sepakat kalau jamiyah Nahdlatul Ulama ini lahir atas peran Syaikhona Cholil melalui isyaroh tongkat dan tasbihnya,” ungkapnya.

 

Kiai Nasih menambahkan, Syaikhona Cholil tidak sekedar sosok yang menjadi penentu berdirinya NU. Lebih dari pada itu, Syaikhona Cholil juga memiliki banyak karya-karya kitab intelektual sehingga melahirkan santri yang cinta tanah air dan bangsa.

 

Menurut Kiai Nasih, Nahdliyin hari ini cukup familiar dengan adagium Hubbul wathan minal iman. Maka melalui penelurusan sejarah, ditemukan sebuah manuskrip, bahwa Syaikhona Kholil menulis Hubbul authan minal iman.

  

“Ini bukti jika karya syaikhona tidak hanya kita baca isyarohnya saja, bukan sekadar penentu jamiyah Nahdlatul Ulama, tapi melalui beliau lah lahir pemikiran besar tentang nasionalisme, keutuhan, dan toleransi,” tandasnya.


Madura Terbaru