• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 2 Mei 2024

Madura

Tanaman Pletekan, Petasan Legend Tak Berbahaya

Tanaman Pletekan, Petasan Legend Tak Berbahaya
Tanaman pletekan. (Foto: NOJ/Firdausi)
Tanaman pletekan. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

Permainan anak zaman sekarang mahal-mahal harganya. Mulai dari yang berbaterai, remot, berbahan karet, bahkan petasan api yang berbahaya saat dimainkan oleh anak di usia 5 tahun ke bawah.

 

Kendati demikian, sebenarnya banyak sekali permainan anak di masa lalu yang tidak membahayakan, salah satunya tanaman pletekan yang acap kali digunakan oleh anak untuk bermain petasan tradisional.

 

Jenis tanaman Ruellia Tuberosa memiliki banyak ragam sebutan di beberapa daerah, seperti pletikan, pletokan, pletekan, ceplikan, ceplesan, tep kretep dan masih banyak lagi penamaan lainnya.

 

Mudah sekali menjumpai tanaman ini, jenis tumbuhan yang tumbuh di semak-semak belukar. Yang lumrah dijumpai, tumbuh di tepi sungai, sawah, halaman rumah (tanean lanjhang), di dekat pagar pekarangan rumah, dan di torotoar jalan.

 

Tumbuhan Tep Kretep dalam bahasa Madura tumbuh liar atau tumbuh sendiri tanpa ada yang menanam. Saat anak-anak pulang sekolah formal, pasti anak akan mengambilnya untuk dijadikan mainan bersama teman-temannya.

 

Azka Mauludi Syahrillah, siswa kelas 2 Sekolah Dasar Islam (SDI) Ad-Dzikir Pragaan, Sumenep menjelaskan, yang diambil hanya buah yang berwarna kecoklatan atau sudah tua. Jika berwarna hijau, tandanya masih muda dan tidak dijadikan mainan bom lempar tradisional.

 

Cara mainnya mudah, kata dia, cukup letakkan buahnya di mulut atau diberi ludah, kemudian dilempar kepada lawannya atau temannya yang jaraknya dekat dengannya.

 

"Pletek, begitulah bunyinya saat buah itu mengenai teman. Ingat, jangan lama-lama mengemut buah pletek, karena mudah meledak saat terkena air," ujarnya kepada NU Online Jatim, Sabtu (10/06/2023).

 

Selain itu, terkadang ia membawa sisa kumpulan mainan pletek ke rumah untuk dimainkan bersama adiknya. Hanya saja cara mainnya berbeda, yakni buah pletek dikumpulkan di satu tempat, kemudian diciprati air. 

 

"Bom, biji-biji buah pletek berterbangan ke mana-mana. Senang bermain pletekan bersama adik. Selain aman dan mudah dijumpai di semak belukar, kami bisa mengirit uang jajan untuk ditabung ke celengan," ungkapnya.

 

Dengan demikian, tidak semua anak di zaman now mengenal permainan tradisional ini. Itu semua tergantung pada orang tuannya untuk mengenalkan permainan zaman jadul yang ramah lingkungan.

 

Terkadang ada pula anak yang jijik bermain mercon pletekan, lantaran menggunakan air liur untuk meledakkan buah tersebut. Cara yang tidak jorok adalah melemparkan buah pletek ke genangan air. Jika dibiarkan mengering, buah ini akan meledak sendiri di dalam tas atau pun saku.


Madura Terbaru