Sumenep, NU Online Jatim
Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Kiai Muhammad Bahrul Widad menyebutkan, nikmat kemerdekaan yang dirasakan oleh bangsa Indonesia merupakan anugerah yang luar biasa. Bahkan, ia menyebut nikmat kemerdekaan itu layaknya nikmat iman dan Islam.
“Banyak di antara kita yang memaknai kemerdekaan sebagai nikmat yang biasa saja. Padahal, kemerdekaan adalah nikmat yang luar biasa, sehingga para kiai dulu menyejajarkan nikmat kemerdekaan dengan nikmat iman dan Islam,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Untuk itu, dirinya mengajak seluruh Nahdliyin agar mensyukuri nikmat kemerdekaan tersebut. Sebab, bila negara Indonesia tidak merdeka maka tidak akan merasakan kebebasan sebagaimana yang ada saat ini.
Ia mengatakan, nikmat kemerdekaan dengan nikmat iman dan Islam adalah satu kesatuan yang utuh. Hal itu karena penduduk Indonesia bisa bebas menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan masing-masing, termasuk umat Islam.
“Landasan kehidupan berbangsa dan bernegara yang termaktub dalam Pancasila adalah perwujudan dari nikmat kemerdekaan itu sendiri,” tegasnya.
Menurutnya, spirit atas nikmat kemerdekaan tersebut selalu ditanamkan oleh para ulama dan kiai pesantren. Salah satunya Kiai Abdul Adzim Sidogiri yang setiap kali hendak mengajar selalu mengawali dengan ungkapan syukur atas kemerdekaan Indonesia.
“Inilah contoh daripada peran serta para kiai kita dalam mensyukuri nikmat kemerdekaan,” ucap Kiai Bahrul.
Kini, di usia yang ke-77 tahun, Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan tersebut. Karena itu, Kiai Bahrul mengajak untuk bersama-sama memberikan kontribusi terbaik dalam membangun peradaban bangsa.
“Peradaban bangsa ini perlu kita bangun. Agar Indonesia menjadi negara yang tetap harmoni dengan agama. Termasuk agama Islam yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia,” pungkasnya.