Malang Raya

IPNU-IPPNU Kota Malang Diingatkan Perannya Songsong Indonesia Emas

Ahad, 4 Mei 2025 | 21:00 WIB

IPNU-IPPNU Kota Malang Diingatkan Perannya Songsong Indonesia Emas

Prof Hj Ilfi Nur Diana dan Prof Muslihati, dua pembicara acara Konsolidasi Pelajar oleh PC IPNU-IPPNU Kota Malang, Sabtu (03/05/2025). (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki)

Malang, NU Online Jatim

Guru Besar Sumber Daya Manusia dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof Hj Ilfi Nur Diana, mengingatkan pentingnya peran pelajar, khususnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

 

Penegasan itu disampaikan saat Konsolidasi Pelajar se-Kota Malang yang digelar Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kota Malang, Sabtu (03/05/2025). Agenda itu dipusatkan di Hall Oesman Mansoer, Gedung FKIP Lantai 3 Universitas Islam Malang (Unisma).

 

Ia menyebutkan, generasi sekarang adalah tulang punggung bangsa pada dua dekade mendatang, sehingga kualitas pendidikan mereka menjadi krusial. Sebab, pada 2045 nanti Indonesia diprediksi akan menjadi negara maju.

 

“Kalian, generasi muda saat ini, adalah pilar utama menuju ke sana. Maka pendidikan menjadi kunci,” ujar Prof Ilfi dalam acara bertajuk ‘Spirit Generasi dalam Optimalisasi Jenjang Pendidikan untuk Masa Depan Emas’ itu.

 

Dirinya menjelaskan, permasalahan anak putus sekolah masih menjadi hambatan besar. Ada dua penyebabnya, yaitu faktor internal seperti rasa malas dan kurangnya motivasi, serta eksternal seperti kondisi ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan lingkungan sosial.

 

“Kalau lingkungan tidak mendukung, misalnya teman sering bolos, maka anak juga ikut-ikutan. Ini bahaya karena bisa berdampak jangka panjang,” jelasnya.

 

Prof Ilfi juga menyampaikan teori X dan Y dalam dunia pendidikan. Menurutnya, teori X berasumsi bahwa manusia pada dasarnya malas dan butuh pengawasan ketat. Sementara teori Y berpandangan bahwa setiap individu memiliki potensi yang bisa dikembangkan jika diberi kepercayaan dan motivasi.

 

“Adik-adik IPNU dan IPPNU ini termasuk generasi Y. Kalian punya potensi dari Allah yang harus dikembangkan. Jangan tunggu orang lain yang mulai, kalian harus menjadi pemimpin perubahan,” ajaknya.

 

Ia pun mengajak seluruh pelajar untuk tidak hanya mengandalkan pendidikan formal, tetapi juga aktif di jalur informal melalui organisasi seperti IPNU dan IPPNU. Menurutnya, kepemimpinan yang diasah sejak dini akan membentuk karakter kuat dalam menghadapi masa depan.

 

“Saya dulu juga aktif di IPPNU. Dari situ saya belajar menjadi pemimpin. Sekarang saya dipercaya menjabat Wakil Rektor selama dua periode. Artinya, proses belajar di organisasi itu penting sebagai bekal kepemimpinan,” katanya.

 

Sementara itu, Guru Besar Bimbingan dan Konseling Multibudaya Universitas Negeri Malang (UM), Prof Muslihati, menyampaikan bahwa generasi Z dan Alpha saat ini menghadapi tantangan besar dalam hal minat belajar dan literasi. Ketergantungan terhadap gawai dan media sosial menyebabkan kemampuan membaca dan memahami teks menurun drastis.

 

“Anak-anak sekarang lebih tertarik pada TikTok dan konten visual lainnya. Studi menunjukkan daya baca generasi ini tidak lebih dari 200 kata. Buku pelajaran dianggap membosankan, sehingga proses belajar menjadi tidak efektif,” paparnya.

 

Ia mengungkapkan bahwa guru dan orang tua saat ini juga banyak yang tidak siap dalam menghadapi perkembangan teknologi. “Kebanyakan orang tua gagap teknologi. Pola mendidik masih didominasi sistem reward dan punishment, bukan pendekatan berbasis pemahaman dan empati,” jelasnya.

 

Menurutnya, IPNU dan IPPNU harus berada di garda terdepan dalam memberikan ruang edukatif dan alternatif kegiatan bagi remaja. Ia bahkan menyarankan agar setiap RW memiliki ruang bermain dan ruang belajar yang bisa dikelola oleh kader IPNU dan IPPNU.

 

“Remaja kita butuh orientasi hidup yang sehat. Gawai itu ibarat pisau, bisa bermanfaat tapi juga bisa mencelakakan. Maka program edukatif berbasis komunitas harus diaktifkan,” pungkasnya.