Malang Raya

ISNU Jatim Diharapkan Jadi Barometer Nasional, Fokus Sinergi dan Digitalisasi

Jumat, 7 Februari 2025 | 18:00 WIB

ISNU Jatim Diharapkan Jadi Barometer Nasional, Fokus Sinergi dan Digitalisasi

Musykerwil II ISNU Jatim di Auditorium Masjid Sabilillah, Malang, Jumat (07/02/2025). (Foto: NOJ/ist)

Malang, NU Online Jatim

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Prof Masykuri menyampaikan harapan PWNU Jatim agar Ikatan Sarjana NU (ISNU) Jatim bisa menjadi barometer ISNU di tingkat nasional.

 

"ISNU harus jadi pemimpin yang melakukan pemacu, pengayom dan penggerak dimana saja. Itu akan dahsyat untuk NU dan Jatim, bahkan ISNU Jatim bisa jadi barometer ISNU se-Indonesia," kata Prof Masykuri saat pembukaan Musykerwil II ISNU Jatim di Auditorium Masjid Sabilillah, Malang, Jumat (07/02/2025).

 

Ke depan, ISNU Jatim juga diharapkan melakukan sinergi dengan PTN/PTS, bermitra dengan pemerintahan, dan juga kolaborasi dengan badan otonom NU lainnya. Sehingga kumpulan potensi ISNU dalam berbagai bidang, akan bisa membuat NU Jatim semakin dahsyat.

 

"Kalau perlu kerja sama dengan negara lain juga dilakukan, seperti dengan Jepang, China, dan negara lainnya," harap Prof Masykuri yang juga mantan Rektor Unisma itu.

 

Dalam Musykerwil II ISNU Jatim itu, Ketua PW ISNU Jatim Prof Mas'ud Said yang telah ditetapkan menjadi Wakil Ketua Umum PP ISNU mengumumkan penunjukan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PW ISNU Jatim yakni Prof Afif Hasbullah (2025-2026), Prof Mufidah (2026-2027), dan Prof Muhibbin Zuhri (2027-2028).

 

"Sebagai orang Jatim, nanti di PP ISNU, saya akan mengambil program inspirasi dari ISNU Jatim yang sudah punya tujuh cabang istimewa di PTN/PTS yakni Universitas Brawijaya, Unisma, UIN Malang, Unair, UINSA, Unuja, dan Universitas Sunan Drajat Tuban," terangnya.

 

Untuk PP ISNU, pihaknya akan melakukan ikhtiar yang sama, misalnya cabang di PTN saat ini sudah ada 2-3 rektor PTN yang melakukan koordinasi intensif.

 

"Khusus ISNU Jatim itu mungkin perlu meningkatkan digitalisasi dengan website yang tidak hanya Bahasa Indonesia, tapi ada Bahasa Inggris dan Arab. Selain itu, 62.000 UMKM yang selama ini sudah didampingi Lembaga Sertifikasi Halal (LSH) ISNU Jatim juga perlu dibantu publikasi melalui marketplace milik ISNU," pungkasnya.