• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Malang Raya

Ketua NU Kota Malang: Ketum PBNU Sosok Revolusioner dan Realistis

Ketua NU Kota Malang: Ketum PBNU Sosok Revolusioner dan Realistis
KH Isroqunnajah, Ketua PCNU Kota Malang. (NOJ/Moch. Miftachur Rizki)
KH Isroqunnajah, Ketua PCNU Kota Malang. (NOJ/Moch. Miftachur Rizki)

Malang, NU Online Jatim
Terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2021-2026 disambut baik. Termasuk Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di berbagai daerah, tidak terkecuali Kota Malang. 
 

Sambutan baik dan hangat tersebut juga disampaikan oleh KH Isroqunnajah, Ketua PCNU Kota Malang yang mengatakan pentingnya regenerasi di tubuh NU. 
 

"Kami bagian dari PCNU yang ada, menghendaki adanya regenerasi. Selain itu, di dalam AD/ART organisasi, terdapat aturan bahwa jabatan maksimal dua periode. Ketika kami tidak menyepakati itu, sama saja dengan menghentikan laju kaderisasi," kata KH Isroqunnajah kepada NU Online Jatim, Jumat (07/01/2022). 
 

Gus Is, sapaannya, juga mengatakan bahwa dirinya tidak subjektif dalam memilih Ketum PBNU. Dikatakannya bahwa Gus Yahya merupakan sosok revolusioner dan realistis.
 

"Beberapa kali saya di luar Jawa ketika ada tugas kedinasan. Di sela-sela itu, saya menyempatkan untuk komunikasi dengan PCNU setempat. Setelah melakukan komunikasi, baru kami melihat fenomena yang ada, bahwa NU di luar Jawa berbeda dengan NU di Jawa. Hal ini tentunya menurut Gus Yahya, tidak boleh sampai terjadi karena sejatinya seluruh PCNU yang ada memiliki hak dan kewajiban yang sama," imbuhnya.
 

Gus Is juga menyampaikan bahwa, Gus Yahya juga berkomitmen untuk tidak melakukan gelaran apa pun di PBNU kecuali hanya seremonial.
 

"Artinya, sebagai Ketum (Gus Yahya) akan membantu mencarikan koneksi dan relasi yang nantinya bisa dikembangkan di masing-masing PCNU. Jadi, diharapkan semuanya memiliki kewajiban dan hak yang sama. Tentunya hal ini bisa dilakukan jika konsolidasinya masif mulai dari PCNU hingga PBNU," jelas Wakil Rektor 4 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut.
 

Terkait gagasan Gus Yahya yang ingin menghidupkan Gus Dur, Gus Is juga sangat mengapresiasi dan mendukung seutuhnya.
 

"Tentunya itu sungguh luar biasa. Karena, menempatkan NU di atas segalanya. Perbedaan yang ada bukan menjadi tantangan atau rintangan, akan tetapi perbedaan yang ada justru memperkokoh sinergitas yang ada," tandasnya.
 

Ketua PCNU Kota Malang tersebut juga mengatakan bahwa Gus Dur merupakan tokoh yang sangat menempatkan sisi kemanusiaan di atas segalanya.
 

"Hal ini terlihat ketika saat itu, Gus Dur mendapatkan penghargaan dari Filipina. Ketika pulang, justru penghargaan itu diberikan kepada minoritas Ahmadiyah di Palu, bukan ke PBNU. Hingga akhirnya mereka (Ahmadiyah) merasa diperhatikan," ungkap Gus Is.
 

Selain itu, dikatakannya, Gus Dur pernah mengatakan bahwa, ideologi bukan domain manusia.
 

"Karena dalam Islam itu kan, yang memberikan hidayah Allah. Jadi kewajiban kita hanya sebatas menyuarakan kebaikan saja," tutupnya.


Editor:

Malang Raya Terbaru