• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Malang Raya

Kisah Syahrullah, Korban Tragedi Kanjuruhan dari Keluarga Pesantren di Malang

Kisah Syahrullah, Korban Tragedi Kanjuruhan dari Keluarga Pesantren di Malang
Makam Syahrullah bin Abdul Jalil, salah satu korban tragedi Kanjuruhan. (Foto: NOJ/ ISt)
Makam Syahrullah bin Abdul Jalil, salah satu korban tragedi Kanjuruhan. (Foto: NOJ/ ISt)

Malang, NU Online Jatim
Syahrullah bin Abdul Jalil (18), merupakan salah satu korban meninggal dunia dalam musibah yang menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/2022) lalu. Ia adalah cucu almaghfurlah KH Abdul Jalil dan Muzayanah, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Atthohirin, Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.


Gus Syahrullah merupakan bungsu dari dua bersaudara. Ia adalah sosok Aremania (sebutan suporter Arema FC) sejati. Bahkan, setiap kali pertandingan tim sepak bola berjuluk Singo Edan, ia selalu berangkat menonton.


Abdul Syakur (42), salah satu keluarga korban menyampaikan, Syahrullah berangkat bersama temannya ke Stadion Kanjuruhan. Ia duduk di tribun Timur atau di bawah papan skor, tepat di dekat pintu 10, pintu yang memakan korban jiwa paling banyak tersebut.


"Saat situasi sedang panik, Syahrullah terpisah dengan teman-temannya. Menurut penuturan teman-temannya, dia juga tidak sampai turun ke lapangan,” ucapnya kepada NU Online Jatim.


Namun demikian, tidak ada yang ingat persis Syahrullah ditemukan pertama kali di mana. Saat ditemukan, ia sudah tergeletak tidak sadarkan diri. “Dia langsung dibawa ke RSUD oleh seseorang yang juga salah satu official tim Persebaya, tapi sepertinya sudah telat," tutur Abdul Syakur.


Dirinya menjelaskan, pihak keluarga baru menerima kabar keberadaan almarhum Syahrullah saat sudah berada di RSUD Kanjuruhan, sekitar pukul 00.00 WIB. Namun, nyawanya sudah tidak tertolong.


"Jenazah Syahrullah langsung kami jemput sekitar pukul 01.00 WIB dan dikebumikan dikompleks makam keluarga di Pondok Miftahul Ulum Atthohirin," imbuhnya.


Menurutnya, Syahrullah sudah aktif sebagai Aremania sejak dua tahun lalu. Setiap kali Arema bertanding, ia selalu menyempatkan diri untuk menonton. Hingga kemudian tribun Stadion Kanjuruhan menjadi saksi bisu, tempat ia berpulang selama-lamanya.


"Sebelum itu, dia juga selalu pamitan. Nggak mikir macam-macam. Tapi, ya gak nyangka kalau itu ternyata dia pamit untuk selamanya,” katanya.


Abdul Syakur menyebutkan, almarhum Syahrullah merupakan anak yatim sejak usia muda, yakni ketika umur 7 tahun. “Kami sangat terpukul mendengar kabar ini. Ada pintu ditutup, ada gas air mata. Kami sangat menyayangkan," ujarnya.


Gubernur Jatim Takziyah ke Rumah Korban
Atas wafatnya generasi penerus Pesantren Miftahul Ulum Atthohirin itu, Gubernur Jatim Hj Khofifah Indar Parawansa menyampaikan ucapan bela sungkawa. Gubernur Khofifah juga bertakziyah sekaligus menyampaikan santunan duka cita kepada keluarga besar Pondok Pesantren Miftahul Ulum Atthohirin, Selasa (04/10/2022) lalu.


"Saya takziyah sekaligus ziarah ke makam almarhum Syahrullah bin Abdul Jalil yang menjadi salah satu korban meninggal dunia di (Stadion) Kanjuruhan," kata Khofifah.


Dirinya menyampaikan, pihaknya sebisa mungkin akan terus menyisir dan mencicil untuk menyerahkan langsung santunan bagi keluarga ahli waris korban tragedi Kanjuruhan tersebut.


"Doa kami untuk seluruh korban yang meninggal dalam insiden di Stadion Kanjuruhan, semoga amal ibadahnya diterima Allah, khilafnya diampuni Allah, semua dipanggil dalam keadaan husnul khotimah. Kita semua mendoakan keluarga yang ditinggalkan agar diberikan kekuatan ketabahan dan kesabaran," pungkasnya.


Malang Raya Terbaru