Malang, NU Online Jatim
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Karangploso, Kabupaten Malang sukses menggelar berbagai agenda dalam memeriahkan peringatan Hari Santri tahun 2023. Kegiatan yang digelar MWCNU Karangploso tersebut bertempat di halaman NK Cafe, Ampeldento, Karangploso, Kabupaten Malang sejak Kamis-Selasa (12-24/10/2023).
Ketua MWCNU Karangploso, Gus Nadzil Khoir menyampaikan bahwa MWCNU Karangploso menggelar peringatan Hari Santri tahun 2023 dengan sangat meriah selama dua pekan.
“MWCNU Karangploso membuat berbagai kegiatan mulai tanggal 12 Oktober sampai 24 Oktober. Diawali dengan pembukaan kick off Hari Santri dengan istighosah dan pembacaan sholawat. Kemudian, hari berikutnya ada berbagai agenda seperti pagelaran seni budaya, terbang jidor, dan berbagai perlombaan," kata Gus Nadzil Khoir kepada NU Online Jatim, Selasa (24/10/2023) malam.
Ia juga menjelaskan di Hari Santri tahun ini MWCNU Karangploso secara spesifik terbagi menjadi 4 klaster agenda.
"Pertama, upacara hari santri yang kita laksanakan tanggal 22 Oktober. Kedua, ada kegiatan sosial seperti halnya pembagian bingkisan sembako untuk dhuafa, bedah rumah 10 paket, pasar murah, dan pengobatan gratis. Ketiga, perekonomian yaitu hiburan rakyat, pasar rakyat, bazar UMKM. Keempat, lomba-lomba yang diadakan oleh setiap banom dan lembaga dalam naungan MWCNU Karangploso," jelasnya.
Gus Khoir juga mengungkapan, seluruh rangkaian peringatan Hari Santri tahun 2023 MWCNU Karangploso akan ditutup dengan puncak resepsi.
"Tadi sore ada kirab budaya dan kirab santri mulai dari tingkat RA sampai MA. Selain itu kirab tadi juga diikuti banom, pesantren dan TPQ. Insyaallah ditutup malam ini resepsi dengan agenda pembagian hadiah lomba-lomba dan nantinya akan dihibur Zanzibar dan Kidung Qolbi," terangnya.
Menurutnya, peringatan tahun ini berbeda dengan sebelumnya dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa sejatinya Hari Santri merupakan milik masyarakat luas bukan hanya milik pesantren saja.
“Kita ingin mengenalkan Hari Santri ini kepada masyarakat, bahwa itu bukan hanya milik pesantren, tapi milik semua warga Indonesia. Karena kita diajarkan umtuk tidak membedakan satu sama lain di dalam menjaga dan merawat kemajuan bangsa Indonesia,“ tutupnya.
