UIN Maliki Malang dan RMINU Kolaborasi Gelar Expo Pesantren 2025
Kamis, 15 Mei 2025 | 11:00 WIB
Hilyatul Maknunah
Kontributor
Malang, NU Online Jatim
Pusat Ma'had Al-Jami'ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bekerja sama dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kota Malang menggelar Expo Pesantren 2025. Acara ini berlangsung di Gedung Sport Center UIN Malang dengan diikuti 39 pesantren se-Kota Malang pada Rabu (14/05/2025) malam.
Expo ini bertujuan mengenalkan keberadaan dan keunggulan pesantren kepada mahasiswa, khususnya mereka yang sedang menempuh masa pembinaan di Ma'had UIN Malang. Harapannya, setelah lulus dari Ma'had, para mahasiswa dapat melanjutkan pembinaan ke pondok pesantren.
“Keberhasilan Ma’had adalah ketika muncul kecenderungan dari mahasantri untuk melanjutkan mondok,” ujar Mudir Ma'had UIN Malang, KH Ahmad Izzudin.
Ia juga menegaskan pentingnya riset berkala untuk memantau tren jumlah santri di Kota Malang.
“Kalau jumlah santri meningkat, kita bersyukur. Tapi kalau menurun, berarti perlu ada diskusi,” tambahnya.
KH Izzudin menyampaikan bahwa Ma'had akan terus membangun pola kerja sama yang solid dengan pesantren sekitar kampus agar tercipta ekosistem pembinaan keislaman yang kuat. Ia bahkan menyinggung kemungkinan menggandeng pemilik kos dan kontrakan agar memiliki standar pembinaan serupa.
“Yang penting didesain adalah pola kerja sama dan sinergi pesantren sekitar kampus, Ma’had menjadi episentrum pesantren Kota Malang,” tuturnya.
Sementara itu, KH Halimi Zuhdi, pengurus RMINU Kota Malang berharap agar kolaborasi antara pesantren dan kampus seperti ini terus berlanjut. Ia juga menyoroti tantangan baru yang dihadapi pesantren di era sekarang.
“Hari ini pesantren sudah mulai bersaing dengan kost-kostan. Semakin bebas, semakin laris,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan pentingnya menggali dan menampilkan potensi pesantren secara maksimal. “Apa pun yang dimiliki pesantren, kita tunjukkan keunggulannya,” ujarnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, KH Achmad Shampton Masduqi, turut memberikan pandangannya dalam acara ini. Ia mengajak para pengelola pesantren untuk kembali pada semangat asli pendidikan Islam sebagaimana yang dicontohkan para ulama terdahulu.
“Kita harus kembali seperti yang dilakukan guru-guru, ulama, bahwa pesantren harus menjadikan muridnya sebagai subjek, mendampingi dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya peran pesantren dalam menjawab tantangan zaman yang terus berkembang. Pesantren tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga harus relevan dengan kebutuhan umat dan perkembangan dunia. “Pesantren harus bisa menjawab tantangan dunia,” tegasnya.
Kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk menguatkan citra pesantren sebagai lembaga pendidikan yang adaptif, humanis, dan tetap berakar pada nilai-nilai keislaman. Dukungan dari berbagai pihak menunjukkan bahwa eksistensi pesantren masih sangat relevan dan dibutuhkan dalam pembangunan karakter generasi muda.
Terpopuler
1
Sound Horeg Diharamkan, Ini Penjelasannya
2
Pondok Besuk Pasuruan: Sound Horeg Hukumnya Haram
3
Sejarah dan Alasan Muharram sebagai Bulan Pertama Tahun Hijriyah
4
Pesantren Miftahul Huda Doho Madiun Ulang Tahun Ke-10, Kini Dirikan SMP
5
Holiday Pesantren Darun Nun, Tempat Liburan Edukatif yang Menyenangkan bagi Santri Cilik
6
Tingkatkan Kompetensi Guru, LP Ma’arif NU Blitar Gelar Workshop Deep Learning
Terkini
Lihat Semua