• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Matraman

Generasi Muda di Ponorogo Diingatkan Pertahankan Peradaban

Generasi Muda di Ponorogo Diingatkan Pertahankan Peradaban
Generasi muda Ponorogo harus menggali adat dan budaya. (Foto: NOJ/GNi)
Generasi muda Ponorogo harus menggali adat dan budaya. (Foto: NOJ/GNi)

Ponorogo, NU Online Jatim
Presedium Lintas Iman dan Budaya (LIB) Ponorogo kembali mengadakan silaturahim untuk terus mempererat persaudaraan. Kali ini yang dilakukan dengan mengangkat topik jati diri Ponorogo untuk menggali adat dan budaya guna meningkatkan literasi budaya dalam mempertahankan peradaban.


Acara yang dipusatkan di pesantren mahasiswa (pesma) Al Muatawakkil, Setono, Ponorogo itu dihadiri Kiai Sunartip Fadlan selaku pengasuh Pesma Al Muatawakkil. Juga Kiai Erwin Yudi Prahara selaku Pengasuh Pesma Amanatul Ummah, Ahmad Sauji Jenggo sebagai Ketua Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Nahdlatul Ulama (Lesbumi-NU) Ponorogo, Romo Bowo selaku  Kevikevan Algons Surabaya dan Presiden Presedium LIB Gus Abdul Muis dan Gusdurian Ponorogo.  


Gus Abdul Muis mengatakan generasi muda harus memahami sejarah kakek moyang, karena itu bagian dari budaya. Budaya sendiri adalah bagian dari peradaban.


"Kalau budaya hilang, peradaban kita akan dilupakan," katanya.


Gus Muis mengungkap jika kebudayaan dilupakan, peradaban tidak akan ada bahkan bangsa bisa punah. Paling tidak yang utama adalah mencintai Tanah Air.


"Karena bangsa kalau sudah tanpa Tanah Air,  mereka akan menjadi bangsa pengembara lagi. No maden," paparnya.


Ia mencontohkan seperti Israel yang pernah mengalami hal serupa. Selain itu bangsa Kurdi yang juga sampai saat ini belum memiliki negara.


"Itu karena akar budaya tercabut dari Tanah Air mereka," pungkasnya. 


Pada kegiatan yang diikuti santri, perwakilan Presedium LIB dan undangan tersebut turut berdiskusi tentang sejarah Reog. Termasuk pemberian nama Ponorogo hingga sajarah penyebaran Islam di awasan setempat. Tak hanya itu, sejarah kerjaan Majapahit yang tentu sangat erat dengan Ponorogo, juga tak luput menjadi bahasan.


Editor:

Matraman Terbaru