Matraman

IPPNU Jombang Luncurkan Hasil Riset terhadap Kekerasan Pelajar

Selasa, 12 November 2024 | 09:00 WIB

IPPNU Jombang Luncurkan Hasil Riset terhadap Kekerasan Pelajar

IPNU-IPPNU Jombang meluncurkan hasil riset kekerasan terhadap pelajar di aula Kantor BMT NU Jombang, Ahad (10/11/2024). (Foto: NU Online Jombang/Miftakhul Jannah)

Jombang, NU Online Jatim

Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Jombang meluncurkan hasil riset atau survei terhadap kekerasan pelajar. Acara ini berlangsung di aula BMTNU Jombang pada Ahad (10/11/2024).


Herlina Dwi A, Ketua PC IPPNU Jombang mengungkapkan bahwa riset kekerasan pelajar tersebut dilakukan dalam rangka menanggapi isu-isu kekerasan dan perundungan yang sering terjadi di kalangan pelajar.


"Riset kekerasan pelajar ini diinisiasi karena maraknya isu-isu di Kabupaten Jombang mengenai perundungan, terutama di kalangan pelajar sekolah," ujarnya.


Adanya riset tersebut, lanjutnya, merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap tingginya angka perundungan dan kekerasan yang terjadi pada pelajar di Jombang.


"Maka dari itu IPNU-IPPNU yang merupakan representasi dari pelajar NU ini mempunyai tanggung jawab dan diharapkan dapat menjadi solusi atas adanya kasus-kasus yang terjadi di Jombang," jelasnya.


Ia berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah bekerja sama selama pelaksanaan riset kekerasan pelajar tersebut dilakukan, sehingga menghasilkan hasil riset yang diharapkan mampu membawa manfaat.


"Terima kasih atas support dari berbagai pihak sehingga hari ini kita dapat me-launching hasil riset kekerasan pelajar PC IPPNU Jombang," pungkasnya.


Survei yang dilakukan oleh Litbang PC IPPNU Jombang tersebut dilakukan selama periode 20 Mei-20 September 2024 dengan melibatkan 366 responden pelajar Jombang.


Hasil survei menyebutkan bahwa 40,6 persen dari keseluruhan responden mengaku pernah mengalami kekerasan, dengan bentuk kekerasan tertinggi adalah tindak perundungan di sekolah sebesar 46 persen.


Adapun faktor yang melatarbelakangi adanya kekerasan tersebut beragam, di antaranya gangguan emosional, kesalahpahaman, faktor lingkungan, hingga dendam.

 

Sedangkan pelaku kekerasan, berdasarkan hasil survei, tidak hanya berasal dari lingkup sekolah saja, melainkan dari lingkungan rumah yang tidak sehat pula.


Hadir pada cara tersebut dihadiri oleh ketua IPNU-IPPNU se-Jombang, Ketua Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) Pusat, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Jombang.