Magetan, NU Online Jatim
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, KH. M Sholahul Am Notobuwono atau yang akrab disapa Gus Aam, menggagas ide inovatif untuk membuka akses pendidikan tinggi internasional bagi para santri. Dalam sambutannya pada acara Halal Bihalal Sothel Group di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Magetan, Rabu (23/04/2025), Gus Aam menyampaikan rencana untuk menggelar pameran universitas luar negeri di berbagai pesantren di Jawa Timur.
Acara yang dihadiri gawagis dan nawaning se-Pulau Jawa ini menjadi momentum bagi Gus Aam untuk menyampaikan visinya dalam menyiapkan generasi emas pesantren menyongsong tahun 2045. Ia menekankan bahwa santri tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga memiliki wawasan global dan kesempatan untuk menempuh pendidikan di universitas terkemuka di dunia.
"Kalau memungkinkan kita setting, contohnya pameran universitas luar negeri di Temboro, bisa dari Madinah, atau yang Saudi, Maroko, Jordan, atau Qatar nanti di sini. Nanti yang Eropa, Jerman di pondok yang lain," papar Gus Aam.
Gus Aam melihat potensi besar santri Indonesia untuk meraih kesempatan belajar di luar negeri, mengingat banyaknya program beasiswa yang tersedia.
"Tetapi semuanya program beasiswa yang dari kampus asal sana, dibawa ke sini untuk pameran pendidikan. Karena kita menyiapkan generasi emas 2045," tegas Gus Aam.
Gus Aam memilih jalur gerakan kultural antar pesantren untuk merealisasikan ide ini, karena dinilai lebih fleksibel dan tidak memerlukan birokrasi yang rumit.
"Kita bisa melakukan kunjungan menawarkan ke kedutaan besar negara-negara sahabat di Jakarta guna menjalin kerja sama," ujarnya.
Rencananya, setiap pameran pendidikan di pesantren akan didukung oleh sponsor, sehingga santri dan pihak pesantren tidak perlu khawatir mengenai biaya. Gus Aam meyakini bahwa banyak beasiswa S1, S2, hingga S3 yang tersedia di luar negeri, namun belum banyak santri Indonesia yang berhasil menangkap peluang tersebut.
"Beasiswa di luar negeri banyak. Cuma kita tidak ada yang menerima atau menangkap peluang itu. Dan pemainnya masih sangat sedikit. Rata-rata masih ke Mesir," ungkap Gus Aam, sambil mencontohkan potensi beasiswa di Al-Azhar Mesir dan Qatar.
Sebagai langkah awal, Gus Aam berencana menggelar komunikasi antara alumni pesantren di luar negeri dengan santri kelas akhir pada Mei mendatang. "Selanjutnya, diharapkan pada bulan Juni, perwakilan dari kedutaan besar negara-negara sahabat dapat hadir langsung membawa informasi universitas dan beasiswa untuk dipamerkan di pesantren-pesantren," terangnya.