• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 18 April 2024

Matraman

KH Mustain Syafi'i: Gus Sholah Berprinsip Tangan di Atas bukan di Bawah

KH Mustain Syafi'i: Gus Sholah Berprinsip Tangan di Atas bukan di Bawah
Tangkapan layar virtual saat KH Mustain Syafi'i menyampaikan mauidloh dalam aacra haul perdana KH Salahuddin Wahid (Sholah), Selasa (02/02/2021) malam. (Foto: NOJ/ Yuli Riyanto).
Tangkapan layar virtual saat KH Mustain Syafi'i menyampaikan mauidloh dalam aacra haul perdana KH Salahuddin Wahid (Sholah), Selasa (02/02/2021) malam. (Foto: NOJ/ Yuli Riyanto).

Sidoarjo, NU Online Jatim

Peringatan satu tahun wafatnya KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) diselenggarakan di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang secara virtual, Selasa (02/02/2021). Acara ini dihadiri oleh Nyai Hj Faridah Salahuddin Wahid dan keluarga, KH Maghfur Ali, KH Masduqi  Abdurrohman, dan KH A Musta’in Syafi’i.

 

Dalam mauidhoh hasanahnya,  KH A Musta’in Syafi’i  menuturkan kebaikan-kebaikan Almaghfurlah Gus Sholah dari dua sisi, yakni dengan mencontoh perilaku baiknya dan mengambil pengalaman spiritual dari peringatan hari wafat atau ziarah kubur.

 

“Ketika ada peringatan hari ulang tahun pernikahan emas beliau, disebutkan bahwa Gus Sholah bersama bu Nyai rajin sekali shalat tahajud. Tidak hanya itu, setelah shalat Gus Sholah menghadap ke bu Nyai dawuh maafkan saya barangkali ada perilaku sehari tadi yang kurang berkenan di hati,” tutur KH Musta’in.

 

Lebih lanjut, Dosen Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng ini menceritakan, ketika dirinya bersama Gus Sholah dalam satu mobil saat perjalanan menuju ke Madura. Gus Sholah bercerita, temannya yang berada di Malaysia pernah mentransfer uang sekitar 1,5 miliar sebagai ucapan terimakasih atas kebaikannya.

 

Uang tersebut tidak dipakai untuk keperluan pribadinya, tetapi untuk membiayai akreditasi Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy). Bahkan sempat diprotes Bu Nyai Faridah Salahuddin Wahid karena uang tersebut dihabiskan semuanya untuk membiayai akreditasi Unhasy, tanpa disisakan sedikitpun untuk keperluan keluarga.

 

“Semoga saya diberi contoh seperti Gus Sholah. Beliau hadir di pesantren, yayasan, dan universitas ini dengan prinsip tangan diatas yang memberi dan memuliakan lembaga yang diasuh. Bukan tangan yang dibawah menikmati, Ya Allah saya betul-betul iri dengan amal seperti ini,” ungkapnya.

 

Diterangkannya, saat Gus Sholah resmi dinobatkan menjadi pengasuh pesantren, dirinya dipanggil oleh KH Hamid, kakak iparnya. Kemudian Gus Sholah disodori beberapa potongan Hadits Shahih Bukhori bersama terjemahannya, lalu dibawanya pulang. Beberapa hari kemudian Gus Sholah datang lagi menghadap KH Hamid, dirinya tidak hanya mempelajarinya tapi bahkan beliau hafal.

 

“Artinya bahwa didalam diri Gus Sholah mengalir keilmuan Hadratussyekh yang ahli hadits. Harapan saya sebagai santri, Ya Allah munculkanlah dari dzuriyah KH Hasyim Asy’ari yang betul-betul KH Hasyim Asy’ari yang punya disiplin hadits,” terangnya.

 

 

Menurut Kiai Musta’in, dalam hal pengalaman spiritual, kebanyakan orang memperingati wafatnya seseorang atau ziarah kubur. Sesungguhnya esensinya kita ini didekatkan dengan kuburan agar ruhiyah kita bisa berekreasi ke alam kubur, sehingga wafatnya nanti ringan. “Justru tempat kita sesungguhnya adalah di alam kubur, bukan di dunia. Hadratussyekh, Waliyullah sudah berkali-kali kesana,” tegasnya.

 

Pengalaman hidup Gus Sholah sangat kaya dan sangat berpengalaman di bidang politik, akan tetapi ujung-ujungnya kembali ke pesantren. “Dengan amal yang hebat, wafat dalam rangka mengabdi kepada ilmu,” ucapnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru