• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

Kiai Marzuki Jelaskan Larangan Tradisi Pesta Besar di Bulan Asyura

Kiai Marzuki Jelaskan Larangan Tradisi Pesta Besar di Bulan Asyura
Ilustrasi bulan Asyura. (Foto: NOJ/celah.id)
Ilustrasi bulan Asyura. (Foto: NOJ/celah.id)

Jombang, NU Online Jatim

Bulan Asyura atau disingkat Suro menjadi pengingat adanya tradisi larangan menikah bagi masyarakat di Jawa. Bulan Muharram bagi umat islam ini memiliki sejumlah alasan kenapa pernikahan tidak dilaksanakan di bulan Suro.


Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengatakan, jika tradisi pesta besar di bulan Muharram atau bulan Asyura dilarang karena berbagai alasan. Salah satu larangan itu dikaitkan dengan bentuk penghormatan kepada keluarga Rasulullah SAW yang berduka di bulan Suro.


Mengutip laman resmi NU Kiai Marzuki menjelaskan, jika tradisi ini merupakan bagian dari adab masyarakat terhadap keluarga Rasulullah SAW.


“Dilarangnya menggelar pesta atau acara besar pada bulan Asyura adalah bagian dari adab kita terhadap habaib. Pada bulan itu, ahlul bait termasuk para habaib sedang berduka,” ujarnya yang dilansir dari celah.id., Rabu (19/07/2023).


Sebab momen itu merupakan bulan prihatin bagi anak cucu Rasulullah SAW. Penyebabnya, cucu Nabi Muhammad SAW yaitu Husain bin Ali bin Abi Thalib mengalami pem-bully-an hingga terbunuh.


Nah dari sinilah Asyura dianggap bulan duka. Kiai Marzuki menerangkan, seseorang yang mengaku cinta nabi tidak pantas menggelar pesta pada bulan Muharram. Termasuk pesta pernikahan. Hal ini dalam rangka menghormati dan menjaga hati ahlul bait dan habaib, sampai-sampai membuat aturan untuk tidak mengadakan pesta atau acara besar di bulan Asyura.


“Umat Islam tidak pantas bersenang-senang saat mengingat wafatnya Husain,” jelasnya.


Ada salah satu kisah agung terkait peristiwa pembantaian 72 anak keturunan nabi dan pengikutnya, yang ditandai dengan gugurnya Sayyidina Husein atas restu Khalifah Yazid bin Mu’awiyah.


Terlebih, masyarakat Jawa terkenal dengan kaidah sopan santunnya. Jika menggelar pesta atau bersenang-senang pada bulan Suro dirasa kurang sopan kepada leluhur.


Matraman Terbaru