• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 8 Mei 2024

Matraman

Konten Radikal Mudah Disebar di Medsos, Gus Hamid: Santri Harus Ambil Peran

Konten Radikal Mudah Disebar di Medsos, Gus Hamid: Santri Harus Ambil Peran
Ilustrasi NU Online
Ilustrasi NU Online

Trenggalek, NU Online Jatim

Media sosial masih menjadi sarana yang mudah dan murah bagi jaringan anti pancasila dan kelompok radikal untuk menyebarluaskan keyakinan mereka. Tokoh muda Nahdliyyin mengingatkan santri bahwa sudah saatnya mengambil peran.


Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) LPTNU Jawa Timur, Abdulloh Hamid mengungkapkan, para kiai dahulu berjuangnya menggunakan bambu runcing. Tetapi saat ini berjuangnya menggunakan sosial media.


"Makanya perlu diberikan saran, motivasi, santri sudah saatnya menjadi faa'il, menjadi pelaku. Sudah tidak menjadi maf'ulbih lagi," ungkap Gus Hamid.


Pria yang juga dosen UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menukil pernyataan KH Said Aqil Siraj bahwa golongan mayoritas sebagai orang yang ashabul haq. Istilahnya Kiai Said itu jangan kalah dan jangan ngalah.


"Kalau (pernyataan) Gus Mus itu 'Sing Waras Jangan Ngalah' (yang sehat akal tidak boleh mengalah). Makanya mari kita ramaikan konten dunia media sosial dengan konten-konten kebaikan, positif," terang Founder Dunia Santri Community ini.


Ia menginginkan gerakan Nahdliyyin dalam memperjuangkan dan menyeimbangkan Islam rahmatan lil 'alamin di dunia media sosial. Sehingga banyak komunitas-komunitas Nahdliyyin untuk semakin aktif berdakwah masif di sosial media. 


"Kita sekarang punya gerakan berbasis Nahdliyyin maupun santri di media sosial. Kita punya dari teman-teman Ansor, kemarin Ansor Jawa Timur membuat Cyber Ansor Jatim. Lalu kita punya dari Dunia Santri, AIS Nusantara, dan seterusnya," paparnya.


Penulis Buku Literasi Digital Santri Millenial ini menambahkan, memang media sosial masih menjadi media andalan mereka untuk menebar ajaran yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan NKRI. Karena memang paling mudah, serta biaya yang sangat murah.


"Biasanya memang hanya lewat (medsos) itu. Kalau lewat darat mereka agak kesulitan," tutupnya.


Diketahui sebelumnya, Densus 88 mengamankan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) terduga berhubungan dengan kelompok Jaringan Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.


AI adalah mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) angkatan 2019 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) cukup tinggi di atas 3.00.


Dirinya ditangkap di hunian kos, Perum Dinoyo Permai, Kota Malang hari Senin, 23 Mei 2022 siang. Dalam melancarkan aksinya, ia menyebarkan gerakan radikal melalui sosmed dan mengumpulkan dana bagi narapidana teroris (napiter).


Editor:

Matraman Terbaru