• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Matraman

Mengenal Seni Karawitan Lesbumi NU di Nganjuk

Mengenal Seni Karawitan Lesbumi NU di Nganjuk
Grup Seni Karawitan Lesbumi NU Rejoso saat tampil dalam acara resmi Pemerintah Daerah Nganjuk. (Foto: NOJ/ Haafidh Nur Siddiq Yusuf)
Grup Seni Karawitan Lesbumi NU Rejoso saat tampil dalam acara resmi Pemerintah Daerah Nganjuk. (Foto: NOJ/ Haafidh Nur Siddiq Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim
Berdakwah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam metode atau cara. Salah satu instrumen yang bisa digunakan sebagai media dakwah ialah seni musik. Seperti Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Kecamatan Rejoso, Nganjuk yang menyampaikan pesan dakwah kepada umat melalui seni karawitan.

 

Ketua Lesbumi NU Rejoso Sumaji Asmoro mengatakan zaman dahulu saat walisongo menyampaikan ajaran Islam di tanah Jawa salah satu media yang digunakan adalah seni musik, yakni seni musik gamelan yang dilakukan oleh Sunan Bonang dan lagu-lagu jawa oleh Sunan Kalijaga.

 

“Oleh karena itu kami mencontoh metode Sunan Bonang dan terbukti banyak yang menikmati lantunan tembang-tembang yang dibawakan oleh grup kami,” ungkapnya kepada NU Online Jatim, Jumat (03/12/2021).

 

Disampaikan Sumaji, tujuan awal pendirian Grup Karawitan tersebut adalah untuk melestarikan budaya Jawa agar lestari. Berawal dari kegemaran warga setempat menabuh gamelan, akhirnya timbul keinginan membentuk grup karawitan. Sebanyak 18 anggota grup yang didominasi lansia  tersebut seluruhnya adalah warga setempat.

 

“Kebetulan peralatan gamelan sudah lengkap. Seiring berjalannya waktu warga juga sudah bisa memainkan gamelan," jelasnya.

 

Setelah grup terbentuk, mulailah banyak permintaan untuk tampil di berbagai acara dan hajatan. Semula hanya di lingkup desa setempat saja. Tetapi kemudian banyak undangan manggung dari desa lain bahkan sampai hajatan yang dilakukan pemerintah daerah.

 

"Alhamdulillah, semakin hari antrean tampil di hajatan warga lumayan banyak," ujar Sumaji.

 

Sumaji menuturkan, tembang-tembang yang kerap dilantunkan oleh grup yang berdiri tahun 2019 tersebut adalah tembang shalawat dan pitutur. Tujuannya tidak lain mengajak orang melakukan kebaikan, istikamah shalat berjamaah dan sebagainya.

 

Terutama tembang-tembang seperti Dandhanggula, Maskumambang, Asmarandana sering dilantunkan. Sebab, semuanya merupakan racikan syair karya para walisongo penyebar Islam di Tanah Jawa ini.

 

“Menukil pernyataan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin bahwa musik dapat membantu seseorang menumbuhkan perasaan religiusnya. Kami berharap seni karawitan ini juga dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia tak hanya sisi hiburannya namun juga sisi spiritualitasnya,” pungkasnya.

 

Editor: Risma Savhira


Matraman Terbaru