Matraman

Nahdliyin di Jombang Diberi Ijazah Shahih Bukhari dan Manaqib Nurul Burhan

Ahad, 8 September 2024 | 15:00 WIB

Nahdliyin di Jombang Diberi Ijazah Shahih Bukhari dan Manaqib Nurul Burhan

Gelaran Harlah ke-3 Majelis Khatmil Kitab Shahih Bukhari, Jombang, Sabtu (07/09/2024). (Foto: NOJ/ M Rufait Balya).

Jombang, NU Online Jatim

Sejumlah Nahdliyin dan santri se Jombang mendapatkan ijazah kitab Shahih Bukhari dan Manaqib Nurul Burhan atau Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani. Ijazah tersebut diberikan oleh KH Taufiqurrahman Al-Mursyid dalam acara Hari Lahir (Harlah) ke-3 Majelis Khatmil Kitab Shahih Bukhari Jombang.

 

"Qabiltu," kata jamaah yang hadir secara serentak setelah KH Taufiqurrahman Al-Mursyid mengijazahkan kitab Shahih Bukhari di Masjid Ar-Roudloh, Tembelang, Jombang, Sabtu (07/09/2024).

 

Kiai Taufiq, sapaan akrabnya menjelaskan, sanad kitab Shahih Bukhari tersebut didapatkan dari Mbah KH Mahfudz Anwar dan KH Syamsuri Badawi. “Dan beliau berdua memperoleh sanad dari Hadratussyeikh KH M Hasyim Asy'ari dari Syeikh Mahfudz At-Turmusi," tuturnya.

 

Ia menambahkan, ia juga mendapatkan sanad Shahih Bukhari dari KH Abdurrahman Mranggen dan KH Muslih Mranggen. Termasuk sanad ketiga yang diperoleh dari Syeikh Muhammad Amin bin Abdillah Al-Harari (Makkah).

 

Kiai Taufiq menceritakan, Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari itu memiliki semua sanad Kutubus Sittah atau enam kitab hadits yang shahih. Akan tetapi ketika akan membacakan kitab Sunan Abi Dawud, Mbah Hasyim tidak berkenan karena pada waktu itu yang memiliki kitabnya hanya 50 orang saja. Akhirnya yang dibacakan dan diijazahkan hanya kitab Shahih Bukhari.

 

"Sedangkan, untuk sanad Manaqib Lujanud Dani Syeikh Abdul Qadir Jailani atau Nurul Burhan diperoleh dari KH Zamrodji, dan sanad Manaqib Jawahirul Ma'ani dari KH Umar Rejosari," jelas Kiai Taufiq.

 

Ia juga bercerita, bahwa dulu ketika Mbah KH Abdul Wahab Chasbullah dimintai seorang warga Tambakberas untuk membacakan Manaqib Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani, Mbah Wahab menolaknya karena belum mempunyai sanad.

 

Lantas, Mbah Wahab menyarankan orang tersebut untuk pergi meminta sanad kepada KH Romli Tamim Rejoso. Namun, ternyata Mbah Romli juga belum memiliki sanad, dan justru yang memiliki sanad adalah Kiai Utsman Al-Ishaqy yang saat itu masih nyantri di Pesanntren Rejoso Peterongan.

 

“Setelah itu, orang tadi diminta Mbah Romli untuk memanggilkan santrinya Gus Utsman atau Kiai Utsman. Tidak lama kemudian setelah Kiai Utsman berada di Ndalem, Kiai Romli meminta sanad kepada santrinya tersebut. Walhasil, yang membacakan kitab Manaqib Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani di Tambakberas kala itu adalah KH Romli Tamim langsung,” pungkasnya.

 

Diketahui, dalam acara tersebut tidak hanya mengijazahkan kitab Shahih Bukhari dan Manaqib Nurul Burhan, akan tetapi juga beberapa hizib dan wirid. Di antaranya hizib Autad dan Silah oleh KH M Sholeh, serta wirid untuk hajat oleh KH Wazir Aly.