• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Matraman

Nyaris Ambrol, Pesantren di Trenggalek Ungsikan KBM Sejauh 3 KM

Nyaris Ambrol, Pesantren di Trenggalek Ungsikan KBM Sejauh 3 KM
Kondisi SMP dan SMK Islam Tarbiyatus Shalihin yang pondasinya sudah menggantung. (Foto: NOJ/Madchan)
Kondisi SMP dan SMK Islam Tarbiyatus Shalihin yang pondasinya sudah menggantung. (Foto: NOJ/Madchan)

Trenggalek, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin di Dusun Gembes, Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek memiliki sekolah umum kondisinya mengkhawatirkan pasca banjir. Total ada 5 kelas yang pondasinya sudah menggantung sehingga harus diungsikan.

 

Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pada hari Senin (07/11/2022) hingga seterusnya bakal dilakukan di luar area pondok. Tepatnya di SMK PGRI Ki Hajar Dewantoro yang berada di pusat Kecamatan Munjungan.

 

"Untuk sementara waktu KBM hari ini masih persiapan. SMP dan SMK Islam Tarbiyatus Shalihin dipindahkan ke SMK induk jarak tempuh sekitar 3 KM," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatus Sholihin, Kiai Sholihin Muthohir saat dikonfirmasi, Senin (07/11/2022).

 

Proses yang diambil oleh pihak pondok yaitu dengan mengantarkan santri dengan menggunakan kendaraan roda empat. Hal itu untuk memudahkan santri dalam menjangkau KBM yang nyaman dan tidak khawatir roboh.

 

"Ya nanti pulang pergi akan diantar jemput pakai mobil. Rencananya juga yang SMP Islamnya," 

 

Alumnus Pondok Pesantren Hidayatut Thulab Kamulan Trenggalek ini bersyukur tadi malam tidak hujan lagi. Sehingga kondisi tidak memperparah bangunan yang pondasinya menggantung.

 

Saat ini kondisi masih seperti sebelumnya. Menurut Abah Sholihin, kemarin sudah ada peninjauan dari Pihak Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Camat Munjungan. Bahwasanya dalam waktu dekat akan mendatangkan alat berat, karena kondisi sungai semakin melebar hingga dibawah bangunan.

 

"Jadi tidak mungkin ketika diperbaiki ketika sungai menggerus pondasi. Juga tidak bisa manual, harus pakai alat berat karena batu-batu yang terlalu besar membuat sungai dangkal," paparnya.

 

Perihal penyelamatan barang berharga, Abah Sholihin menuturkan di dalam kelas ada perangkat sekolah, buku-buku, komputer dan bermacam-macam inventaris. Sementara waktu, dipindahkan ke rumah keluarga supaya lebih aman.

 

Disinggung soal penyelamatan material bangunan seperti genteng, pihaknya masih kesulitan. Selain bangunan lantai 2, juga mempertimbangkan jika sewaktu-waktu ambrol.

 

"Kemungkinan tidak berani karena bangunan ini 2 lantai tingginya, kemudian kondisi seperti itu di bawahnya. Lha masuk saja sudah agak takut, apalagi naik," tandasnya.


Matraman Terbaru