• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Matraman

PCNU Trenggalek Rangkul Milenial dengan Bingkai Kreativitas

PCNU Trenggalek Rangkul Milenial dengan Bingkai Kreativitas
Gus Yusuful Hamdani saat diwawancarai. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)
Gus Yusuful Hamdani saat diwawancarai. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Trenggalek, NU Online Jatim

Kader milenial nahdliyyin juga menjadi salah satu perhatian Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek. Terlebih Indonesia bakal memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2030, dimana populasi akan didominasi oleh individu dengan usia produktif.

 

Ketua PCNU Trenggalek, Agus Yusuful Hamdani mengaku berangkat dari latar belakang di kampung serta pegunungan, sehingga kembali ke konteks NU bahwa jam'iyah yang didirikan Hadratus Syaikh KH Hasyim As'ary adalah rohmah. Artinya, NU harus mengayomi semua lapisan dan bukti bahwa NU adalah lautan yang tidak ada tepinya. Sehingga siapapun, apapun orang, bagaimana pun itu mampu diayomi dengan baik dengan tujuan-tujuan mengenal Allah swt. 

 

"Membimbing dan mengarahkan mereka sampai benar-benar kenal dengan Tuhannya. Sampai mereka berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Aswaja melalui konsep merangkul dan mengayomi tanpa terkecuali," ungkap Gus Yusuful Hamdani saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Senin (07/11/2022).

 

Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Pule ini mengaku, sudah tercermin dalam gelaran Pawai Ta'aruf dan Istighosah dalam rangka peringatan Hari Santri dan menyambut satu abad NU. Peserta tidak hanya dari kalangan sepuh, namun juga kalangan milenial.

 

Bahkan ada penampilan barongan yang disitu menampilkan kesenian tradisional. Tidak terbatas dengan keagamaan, tetapi juga mewadahi kreativitas dan kebudayaan yang harus tetap lestari.

 

"Pawai yang dilaksanakan PCNU adalah lintas sektor berbagai macam elemen budaya juga ada. Itulah potret tugas NU harus mengayomi semuanya," bebernya.

 

Ia juga mencontohkan seperti dirinya sendiri bersama Almaghfurlah KH Fatchullah Sholeh atau yang kerap disapa Gus Loh. Banyak sekali perbedaan, mungkin dalam hal pemikiran, dalam siasat dakwah dalam hal langkah-langkah.

 

Kendati demikian, tidak menjadi sebuah alasan untuk kemudian tidak mampu bersama. Sehingga sampai hari ini masih bisa terawat dengan baik, alhasil tugas pemikiran-pemikiran Gus Loh akan terus dilanjutkan dalam berbagai gerakan jam'iyyah.

 

"Maka dari itu, bagaimana teman-teman para generasi ke depan membangun kebersamaan. Meski kita beda-beda pemikiran, langkah kita berbeda. Kita mampu merawat perbedaan," tandasnya.


Matraman Terbaru