• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Petinggi IAIN Tulungagung Ini Punya Teori untuk Bimbing Pelajar NU

Petinggi IAIN Tulungagung Ini Punya Teori untuk Bimbing Pelajar NU
Muhammad Muntahibun Nafis, Direktur Pusat Studi Pesantren IAIN Tulungagung. (Foto: NOJ/ Marisa Khoirila).
Muhammad Muntahibun Nafis, Direktur Pusat Studi Pesantren IAIN Tulungagung. (Foto: NOJ/ Marisa Khoirila).

Trenggalek, NU Onlinr Jatim

Muhammad Muntahibun Nafis adalah Direktur Pusat Studi Pesantren (PST) IAIN Tulungagung. Ia juga pembina Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama ( IPPNU) IAIN Tulungagung.

 

Dosen IAIN Tulungagung yang akrab disapa Nafis ini dikenal kader IPNU-IPPNU memiliki pemahaman dan pandangan luas tentang organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama. Termasuk terkait kondisi kekinian. Hal tersebut tentu tidak dapat dipisahkan dari pengalaman merampungkan studi dan mondok, serta pergaulan dengan beragam kalangan.

 

Yang juga menjadi perhatiannya adalah terkait gencarnya gerakan khilafah di tanah air. "Kampus adalah sasaran empuk kaum radikalis untuk berdakwah. Maka penting bagi saya untuk bisa membimbing, mengarahkan PKPT IPNU-IPPNU IAIN Tulunggaung ini ke jalan yang benar. Karena ternyata banyak dari mahasiswa yang bahkan belum mengenal NU mereka ingin mengenal NU, maka ini harus diwadahi." ungkapnya.

 

Menurutnya,  banyak mahasiswa yang sebelum adanya IPNU dan IPPNU kebingungan memilih organisasi apa yang harus mereka ikuti. "Bahkan dulu pernah ada mahasiswa itu yang hampir terjerumus paham radikal. Jadi, meskipun sudah di tingkat mahasiswa, teman-teman tetap butuh bimbingan dan arahan,” lanjutnya.

 

Ustadz Nafis mengungkapkan, latar belakang dan kepribadian mahasiswa yang berbeda-beda menjadikannya sebagai tantangan bagaimana IPNU dan IPPNU di PKTP IAIN Tulungagung akan dibinanya.

 

Dari persoalan tersbeut, ia menyampaikan ulasan tentang teori kepribadian manusia. Pada teori ini akan menjadi baik atau tidak baiknya seseorang tergantung tiga hal. Yaitu Koblal Wiladah, Ma'al Ghoir, dan Binafsih.

 

Koblal Wiladah atau yang artinya 'sebelum dilahirkan'. Urgensinya pada koblal wiladah adalah pada memilih pasangan. "Karna orang tua sangatlah berpengaruh besar terhadap anak-anaknya. Maka sangat penting seseorang memilih pasangan yang baik. Seperti IPNU berakhir di IPPNU," ujarnya.

 

Kemudian Ma'al Ghoir atau 'beserta orang lain'. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Dimana ciri khasnya adalah tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Jadi pada ma'al ghoir ini ditunjukkan bahwa manusia butuh adanya orang lain, perkumpulan, maupun kelompok.

 

"Walau tidak 100 persen, namun sangat besar pengaruh suatu kelompok terhadap kepribadian seseorang. Jika ikut perkumpulan geng-gengan, ya kita akan terpandang atau meniru geng tersebut. Namun jika kita berkumpul di NU, di IPNU IPPNU, memaksimalkan diri didalamnya  insyaallah akan membawa berkah untuk diri kita," tambahnya.

 

Yang ketiga adalah Binafsih yang artinya 'diri sendiri'. Sebagai manusia yang notabennya makhluk sosial selain hidup berkelompok dan membutuhkan bantuan orang lain, tetap perlu belajar secara mandiri dalam membentuk pribadi yang baik.

 

Ada rumus kalimah bahasa arab atau ilmu nahwu yang sesuai dengan teori binafsih. Yakni kalimah fi'il dan isim. Fi'il adalah pekerjaan sedangkan isim adalah manusia. Isim ada dua, mabni (tetap) dan mukrob (berubah). Salah satu cara membacanya adalah iqrob. Fokusnya pada iqrob rofa’ yang tanda bacanya dhammah.

 

 

"Kalau isim itu mukrob pasti dibacanya rofa’. Maknanya, jadilah manusia (isim) yang berubah (mukrob) karena insyaallah akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT (rofa’). Caranya adalah dengan (dhammah) berkumpul dengan ulama-ulama NU. Dengan cara berkumpul dengan teman-teman IPNU-IPPNU. Berkidmah di NU, insyaallah akan rofa’ derajat kita di hadapan Allah SWT," ungkapnya.

 

Penulis: Marisa Khoirila

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru