• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Matraman

PMII Ponorogo Gelar Talk Show, Bahas Pemuda dan Bonus Demografi

PMII Ponorogo Gelar Talk Show, Bahas Pemuda dan Bonus Demografi
Talk Show Kepemudaan yang digelar oleh PC PMII Ponorogo jelang Hari Sumpah Pemuda. (Foto: NOJ/ Yulia Aswaty)
Talk Show Kepemudaan yang digelar oleh PC PMII Ponorogo jelang Hari Sumpah Pemuda. (Foto: NOJ/ Yulia Aswaty)

Ponorogo, NU Online Jatim

Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ponorogo menggelar Talk Show Kepemudaan. Kegiatan yang dipusatkan di aula lantai tiga Institut Sunan Giri Ponorogo, Senin (25/10) itu dalam rangka menyongsong Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang.

 

Acara ini mengusung tema ‘Bonus Demografi di Era Digitalisasi: Pemuda Bisa Apa?’. Hadir sebagai pemateri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Ponorogo Suprayitno, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ponorogo Syamsul Ma’arif, dan Cak Ulin seorang pegiat media dan founder Cah Pondok.

 

Suprayitno mengungkapkan, bonus demografi di era mendatang tentu menjadi tantangan baru bagi pemuda seiring dengan bertambah dan bertumbuhnya populasi manusia. Menurutnya, bonus demografi ibarat sebilah pisau yang bergantung pada siapa yang menggunakannya.

 

“Satu sisi itu bisa membuat akselerasi kepada pemuda, dan sisi lainnya memberi pilihan pada kemunduran jika tidak digunakan dengan baik,” ujarnya.

 

Ia menambahkan, bahwa bonus demografi jangan sampai jadi momok yang menakutkan. Semua kalanga pemuda harus siap menerima bonus demografi tersebut.

 

“Bonus demografi ini menarik kalau kita punya niat baik dalam pemanfaatannya. Pemuda harus siap, namun jangan cuma siap saja, tapi juga dibarengi dengan bekal pengetahuan yang matang,” ungkapnya.

 

Senada dengan itu, Ketua PC GP Ansor Ponorogo Syamsul Ma’arif menyebutkan s bahwa realitas pemuda hari ini meliputi tiga hal. Di antaranya, konten, konteks, dan momentum. Ketiga hal itu harus saling berkaitan dan bersinergi.

 

“Kalau ada konten tapi tidak ada konteks itu tidak pas. Kalau ada konten dan konteks tapi tidak ada momen itu juga kurang,” tuturnya.

 

Menurut Syamsul, ada lagi tiga hal penting yang harus dimiliki pemuda, dengan membaca tiga kejadian di tiga periode sebelumnya. Pertama tahun 90-an dengan adanya globalisasi, kedua 2015 dengan adanya platform digital, dan ketiga 2019 adanya pandemi.

 

“Dari tiga era tersebut kesemuanya pemuda harus unggul, survive, dan punya kepedulian,” terangnya.

 

Sementara Cak Ulin mengungkapkan, jumlah penduduk yang produktif di Indonesia itu lebih banyak daripada yang tidak produktif, namun peran pemudanya belum maksimal..

 

“Pemuda hari ini, khususnya kader PMII dan kader muda NU harus memiliki kesadaran akan kekuatannya sendiri,” pungkasnya.

 

Diketahui, kegiatan ini diikuti 35 peserta secara luring, dan lainnya mengikuti secara virtual. Mereka perwakilan dari Pengurus Komisariat (PK) dan Pengurus Rayon (PR) serta Koprs PMII Putri (Kopri) se-Ponorogo. Hadir pula Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Fatayat NU, serta Ikatan Alumni PMII (IKA-PMII) Ponorogo.

 

Penulis: Yulia Aswaty


Matraman Terbaru