Tubang, NU Online Jatim
Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mapena, Kabupaten Tuban, menyelenggarakan seminar kepemudaan dengan tema Tantangan dan Peluang Mahasiswa Sektor Pertanian di Era Industrialisasi untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan di Gedung B Politeknik dan Peternakan Mapena Tuban, Sabtu (23/10).
Seminar ini diikuti oleh mahasiswa Politeknik Pertanian dan Peternakan (Poltana) Mapena serta seluruh kader PMII Mapena dengan mengundang Ketua Yayasan 1001 Ilmu, civitas akademika Poltana Mapena dan juga Ketua PC PMII Tuban.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tantangan dan peluang yang dihadapi mahasiswa di sektor pertanian, dalam hal ini yang menjadi tantangan paling besar adalah pembangunan industrialisasi yang mana di Kabupaten Tuban sendiri merupakam salah satu wilayah yang diarahkan sebagai pengembangan kawasan industri Jawa Timur.
Khoirukum Mimmu’aini, Ketua PC PMII Tuban mengatakan, PMII harus bisa menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi sesuai dengan latar belakang kampus itu sendiri. Sehingga apa yang dicita-citakan kampus dan juga mahasiswanya bisa tercapai.
“Dengan adanya PMII di Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena Tuban harapannya bisa ikut serta berkolaborasi dalam perkembangan perguruan tinggi,” tuturnya.
Aini, sapaan akrabnya, menambahkan, kampus harus bisa meyakinkan diri terhadap kader PMII, sebab di dalam organisasi memuat beberapa keilmuan yang dapat dikaji bersama-sama. “PMII adalah organisasi kemahasiswaan yang paling tepat untuk pengembangan diri mahasiswa Politeknik dan Peternakan Mapena,” katanya.
“Meyakini bahwa PMII adalah organisasi Islam yang tepat untuk memperjuangkan idealisme, serta apa yang di perjuangkan PMII hari ini merupakan suara bangsa Indonesia dan mengikuti Aswaja sebagai prinsip pemahaman, pengamalan, dan penghayatan Islam indonesia,” imbuh Aini.
Moch Rizqi Handika, Ketua PK PMII Mapena Tuban, menyampaikan mahasiswa saat ini harus bisa melihat masa depan, tantangan dan peluang terkait dengan pangan.
“Kondisi pangan saat ini masih banyak ditemui banyak tantangan, namun bukan berarti tidak ditemukan peluangnya. Sebagai mahasiswa seharusnya mampu membaca tantangan dan peluang sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman,” ujarnya.
Penulis: Dhahrul Mustaqim
