Nganjuk, NU Online Jatim
Tim NU Peduli Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nganjuk terus melakukan pemulihan akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut dipusatkan di Kecamatan Cugenang, Cianjur selama 10 hari sejak Senin (05/12/2022) hingga Kamis (15/12/2022) mendatang.
“Sebanyak 11 orang relawan NU Nganjuk telah membantu masyarakat penyintas gempa Cianjur dengan membersihkan puing-puing, membuat hunian sementara atau huntara dan lain sebagainya,” ujar Koordinator Relawan, M Sofatul Anam kepada NU Online Jatim, Senin (12/12/2022).
Dijelaskan, ratusan huntara di Kecamatan Cugenang akan dibangun pada tahap awal. Pembangunan huntara tersebut bertujuan agar warga tidak lagi menghuni tenda pengungsian sambil menunggu pembangunan kembali rumah mereka yang ambruk.
Anam mengatakan, para pengungsi gempa Cianjur masih membutuhkan berbagai macam bantuan. Di antaranya bantuan berupa makanan, selimut, tenda, hingga rumah layak huni.
"Kami akan terus memberikan berbagai pelayanan untuk masyarakat, di mana seluruh pelayanan akan dilakukan di satu titik," terangnya.
Disinggung jumlah huntara yang akan dibangun, pihaknya belum dapat memastikan. Menurutnya, jumlah huntara akan disesuaikan dengan donasi yang masuk.
"Untuk di Cianjur kami belum dapat memastikan berapa jumlahnya, saat ini masih berlangsung proses penggalangan donasi," beber alumnus Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Diponegoro Nganjuk tersebut.
Sementara itu, Ketua PCNU Nganjuk KH M Hasyim Afandi menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada para relawan NU Peduli Cianjur. Menurutnya, sumbangsih para relawan kepada para penyintas merupakan bentuk takwa dan taqarrub kepada Allah SWT.
“Jadi, kami menyampaikan penghargaan tinggi atas segala ikhtiar para relawan yang tak kenal lelah dalam membantu meringankan beban sesama,” tutur Kiai Hasyim.
Diketahui, gempa bumi 5,6 magnitudo yang menimpa Cianjur menarik perhatian banyak pihak. Sejumlah pihak pun terus berdonasi. Hingga kini, beragam bantuan telah disalurkan di masa tanggap darurat, seperti evakuasi, makanan siap saji, layanan kesehatan, sembako, makanan tambahan, hingga layanan psikososial.
