• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Matraman

Respons Ketua Fatayat NU Ponorogo atas Maraknya Pernikahan Dini

Respons Ketua Fatayat NU Ponorogo atas Maraknya Pernikahan Dini
Ketua PC Fatayat NU Ponorogo, Nuurun Nahdliyah. (Foto: NOJ/ Husnul Khotimah)
Ketua PC Fatayat NU Ponorogo, Nuurun Nahdliyah. (Foto: NOJ/ Husnul Khotimah)

PonorogoNU Online Jatim

Kabupaten Ponorogo dihebohkan dengan banyaknya remaja yang mengajukan pernikahan di luar batas usia minimal yang telah ditentukan. Terkait hal ini, ada peningkatan dibanding tahun 2020 yang tercatat ada 241 permohonan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama (PA) Ponorogo, dan naik menjadi 266 pada tahun 2021. 

 

Sejumlah hal menjadi alasan atas meningkatnya permohonan dispensasi nikah tersebut. Di antaranya khawatir terjerumus ke perbuatan zina dan menimbulkan fitnah di masyarakat. Namun, mayoritas dari mereka beralasan karena telah hamil di luar nikah.

 

"Kejadian ini menjadi tamparan keras untuk kita semua dan perlu adanya kerja sama dari seluruh elemen untuk tindakan preventif,” ujar Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Ponorogo Nuurun Nahdliyah saan dihubungi NU Online Jatim, Jum’at (14/01/2022).

 

Menurutnya, kerja sama dalam upaya tindakan preventif atas kejadian tersebut dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), serta organisasi perempuan dan anak.

 

Perempuan yang juga Kepala Sekolah MTsN 1 Ponorogo ini mengatakan, bahwa efek dari transformasi digital memberikan dampak yang luar biasa atas peristiwa ini.

 

"Di masa pandemi ini tidak dapat dipungkiri anak-anak sangat leluasa memanfaatkan kecanggihan teknologi. Di sanalah konten-konten negatif bertebaran dan memicu hal perbuatan negatif. Padahal, anak-anak sebagian besar mengimitasi dari apa yang dilihatnya," kata Nuurun. 

 

Terlepas dari persoalan tersebut, Kabupaten Ponorogo juga termasuk dalam kategori peringkat tertinggi soal buruh migran. Dan, anak-anak yang bermasalah sebagian besar memilik problem di keluarganya. 

 

“Dari kejadian ini maka diperlukan semuanya untuk mendengar, merangkul,  mendampingi karena masalah ini adalah problem bersama,” tegasnya.

 

Ia pun mendorong agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo segera turun tangan menangani problem ini. Sementara lembaga pendidikan hendaknya pula terus memberikan perhatian kepada anak didik dengan lebih intens. 

 

“Sehingga anak yang masih dalam kategori labil secara psikis bisa memperoleh bimbingan yang baik agar tidak salah dalam pergaulan," ungkapnya.

 

Untuk itu, PC Fatayat NU Ponorogo tengah merancang sebagai program bernama Rumah Maslahah. Program ini direncanakan akan dimulai pada bulan Februari mendatang. 

  

“Yakni dengan mengadakan pelatihan untuk para calon pendamping yang diisi oleh kader Fatayat NU di tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC),” pungkasnya.


Matraman Terbaru