• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Matraman

Sastra Pesantren Berkhidmat untuk Kemanusiaan dan Peradaban

Sastra Pesantren Berkhidmat untuk Kemanusiaan dan Peradaban
Gelaran Simposium Sastra Pesantren oleh PW Lesbumi NU Jatim. (Foto: NOJ/ Ist)
Gelaran Simposium Sastra Pesantren oleh PW Lesbumi NU Jatim. (Foto: NOJ/ Ist)

Jombang, NU Online Jatim
Dosen Universitas Negeri Malang Prof Djoko Saryono mengatakan sastra pesantren hadir berkhidmat untuk kemanusiaan dan peradaban. Hal itu diungkapkan saat acara 'Simposium Sastra Pesantren' yang digelar Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Jatim di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.


"Sastra pesantren hendak berperan, berkiprah, memberikan sumbangsih dan khidmat kemanusiaan dan peradaban. Tentu saja kemanusiaan dan peradaban yang menyelamatkan manusia, sekaligus alam semesta tempat alam manusia dan segala makhluk itu berada," ungkapnya, Ahad (04/12/2022).


Ia mengatakan, keragaman sastra pesantren menjadi salah satu suara di antara beragam suara-suara susastra yang ada. Oleh karena itu, sastra pesantren sebagai suara yang sah dan layak disuarakan oleh kelompok masyarakat yang beragam di dalam keberagaman.


"Jadi, ada misi-misi kemanusiaan, misi keilahian, misi alam semesta beserta segala makhluk-Nya. Itulah yang hendak disuarakan oleh sastra pesantren," paparnya.


Dirinya menilai, sastra pesantren tentu berinteraksi, berkomunikasi, berdialektika bersama nama-nama sastra yang lain. Ia mengaku, sama-sama sahnya dalam pergaulan-pergaulan sastrawi yang sangat beradab dan sangat bagus untuk kesamaan sebagai manusia.


Selanjutnya, ia mengapresiasi para peserta Simposium Sastra Pesantren sudah bekerja dengan keras dan baik. “Yaitu dengan mencoba mengungkapkan apa yang menjadi gagasan, pemikiran, dan pengalaman sebagai sebuah nama yang bisa disebut sastra pesantren,” katanya.


Prof Djoko menambahkan, berbagai pembicaraan pembentangan makalah hingga pengutaraan pikiran dirumuskan, sehingga membuahkan testimoni-testimoni. Menurutnya, forum tersebut juga telah berhasil merumuskan ringkasan dan rambu-rambu sastra pesantren.


"Disebut rambu-rambu karena untuk menghindari kebekuan-kebekuan, kepastian-kepastian yang tidak bisa menampung suara-suara lain yang mungkin lebih baik. Termasuk akan memperkaya sastra pesantren itu sendiri," imbuhnya.


Menurutnya, dengan rumusan dan rambu-rambu sastra pesantren tersebut bukan berarti tugas sudah selesai. Sebab, begitu ia dirumuskan sastra pesantren harus bekerja keras dan tulus untuk menggelorakan, mengembangkan, menyebarluaskan, dan menawarkan maslahat dan manfaat.


"Sastra pesantren mampu memberikan manfaat bagi kemanusiaan dan peradaban yang sedang rapuh dan dalam kondisi rentan akibat dinamika perubahan yang berkelebat dengan cepat secara tidak terduga," tandasnya.


Matraman Terbaru