
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan at-taushiyyat wal irsyadat wat-taujihat di pembukaan Konferwil NU Jatim, Jumat (02/08/2024). (Foto: instagram @nahdlatululama)
Yulia Novita Hanum
Kontributor
Jombang, NU Online Jatim
Pembukaan Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Jatim digelar di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat (02/08/2024) malam. Dalam kesempatan ini Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyampaikan at-taushiyyat wal irsyadat wat-taujihat sekaligus doa penutup.
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengatakan, masuk ke Pesantren Tebuireng mudah-mudahan ada debu beterbangan atau mungkin menempel di sarung atau anggota badan lainnya. Dulunya debu ini pernah diinjak atau diduduki atau bahkan terkena bagian-bagian jasad Mbah Hasyim Asy’ari.
“Sehingga satu petir debu ini diyakini akan membawa kebahagiaan hidup,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini.
Ia menyebutkan, menjadi sebuah kebahagiaan bisa ikut hadir dengan membawa ribatul qalbi dan tsabatul qalbi sebagaimana yang disampaikan oleh Ketum PBNU.
"Ribatul qalbi yang dibutuhkan saat ini di saat NU semboyannya ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’ sejalan dengan tema Konferwil NU Jatim. Apalagi masih di bulan Muharram yang dikenal peristiwa hijratul rasul, sebuah kesempatan yang baik bagaimana kita lebih mengokohkan lagi ribatul qalbi tsabatuhu di bulan yangg sangat besar saat ini,” katanya.
Pihaknya menerangkan, di dalam ribat dan tsabat Al-Qur’an menyatakan, diikatnya mereka dengan fidyatun, para pemuda yang hijrah untuk mempertahankan akidah dan keyakinannya dengan ashabul kahfi.
Ashabul kahfi adalah pemuda yang punya nilai semangat tinggi untuk mempertahankan keimanan dan keyakinannya, karena mereka sudah diikat oleh Allah dengan ribatul qalbi. Tidurnya saja ditakuti apalagi bangunnya, dan tidurnya saja sudah membawa wibawa.
“Maka kita termasuk kelompok silent majority yaitu mayoritas yang sedang tidur. Tanda-tanda itu kemarin tampak, mestinya sebuah mayoritas organisasi dan bangsa akan melahirkan yang besar juga,” terangnya.
Menurutnya, Islam itu sebenarnya jam’iyah organisasi, yakni kumpulan masyarakat yang di situ ada aturan tata tertibnya. Lalu kumpulan ini tidak akan berdiri tegak jika tidak ada pemimpinnya, pemimpin yang selalu berkutat dengan agama.
“Jangan khawatir pasti semua ada pertolongan. Selamat berkonferensi dalam memilih pemimpin, pemimpin yang penuh kearifan,” tandasnya.
Terpopuler
1
Ketua PCNU Sidoarjo Apresiasi Berdirinya Asosiasi Modin Republik Indonesia Abdi Nusantara
2
Niat dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah
3
Berikut 5 Hal Penting Dipahami tentang Kurban Wajib
4
LP Ma’arif NU Blitar Kuatkan Tata Kelola Aset dan Lembaga Bersama PBNU
5
Prof Mas’ud Said Ungkap KH Tholchah Hasan Tokoh Inovatif dan Pemersatu Umat
6
Yayasan Al Ma’arif Singosari Gelar Haul ke-6 KH Tholchah Hasan
Terkini
Lihat Semua