• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Matraman

Uang Receh Bisa Jadi Kekuatan Umat Islam, Ini Syaratnya

Uang Receh Bisa Jadi Kekuatan Umat Islam, Ini Syaratnya
Ketua NU Care-LAZISNU Nganjuk, Moch Masyhuri (Foto: NOJ/ Haafdih NS Yusuf)
Ketua NU Care-LAZISNU Nganjuk, Moch Masyhuri (Foto: NOJ/ Haafdih NS Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim

Ketua NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadaqah Nahdlatul Ulama(LAZISNU) Nganjuk, Moch Masyhuri mengatakan, banyak orang yang tidak terlalu peduli terhadap uang receh karena akan dianggap kurang bermanfaat. Padahal, uang receh yang selama ini dianggap kecil justru bisa menjadi kekuatan potensial umat Islam.


Hal itu ia sampaikan saat sosialisasi Gerakan Koin NU Peduli kepada masyarakat Desa Senjayan, Kecamatan Gondang pada Jumat (10/06/2022).


“Ketika berbelanja kita mungkin sering mendapatkan kembalian dalam bentuk uang receh. Banyak dari kita menganggap cukup ribet menyimpan uang tersebut. Nah, akan lebih baik jika disedekahkan melalui kaleng Gerakan Koin NU Peduli,” tutur Masyhuri.


Menurut Kang Huri, sapaan akrabnya,  untuk mencapai optimalisasi peran dan kekuatan gerakan sedekah uang receh, maka pengurus LAZISNU di semua level perlu  difungsikan dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya mengumpulkan, tapi juga mengelola, bahkan menjadi roda penggerak ekonomi jamaah.


Hasil penghimpunan uang receh tersebut disalurkan dalam banyak program, di antaranya memberikan bantuan tetap per bulan kepada orang-orang yang membutuhkan. Seperti orang yang lanjut usia, menanggung biaya listrik tempat ibadah (masjid dan mushala).


Selain itu, memberikan beasiswa kepada anak yatim, melakukan penghijauan lingkungan, dan merintis usaha-usaha produktif yang bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang.


“Dari hasil kesadaran jamaah dan dikelola secara profesional outputnya akan menjadi sentral kekuatan umat Islam, baik ekonomi maupun  budaya,” sambung anggota DPRD Nganjuk itu.


Untuk memposisikan gerakan sedekah uang receh sebagai pusat kekuatan, maka pengelolaannya minimal harus mengacu pada dua hal. Pertama, manajemen keuangan Gerakan Koin NU Peduli harus dikelola secara modern dan profesional.


Kedua, program-program yang dirancang harus dikomunikasikan kepada  jamaah atau donatur bahkan kalau perlu pengurus LAZISNU meminta masukan dari masyarakat terkait penyusunan program. Hal tersebut berfungsi untuk memfasilitasi keinginan masyarakat, sehingga mereka merasa dilibatkan dalam pengelolaan Gerakan Koin NU Peduli.


“Standar dasar pengelolaan dana yang profesional adalah transparansi. Jadi keluar-masuknya uang bisa dipertanggungjawabkan, dan bisa diketahui publik baik konvensional atau melalui media sosial. Namun semuanya tetap harus melibatkan masyarakat agar semua merasa memiliki, disitulah kunci keberhasilan,” pungkasnya.


Editor:

Matraman Terbaru