• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Metropolis

Awal Ramadhan 1443 Hijriyah Diprediksi Bakal Beda antara NU dan Pemerintah

Awal Ramadhan 1443 Hijriyah Diprediksi Bakal Beda antara NU dan Pemerintah
Foto: NU Online
Foto: NU Online

Surabaya, NU Online Jatim

Hasil penetapan awal Ramadhan 1443 Hijriyah diprediksi akan mengalami perbedaan antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan pemerintah. Bahkan dengan Muhammadiyah yang sudah menetapkan 1 Ramadhan lebih awal.


Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Jawa Timur KH Shofiullah atau Gus Shofi mengatakan, NU akan memutuskan awal Ramadhan 1443 Hijriyah berdasarkan hasil pemantauan hilal atau rukyatul hilal yang nantinya dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada Jumat (01/04/2022).


“Di Jawa Timur sendiri tim kami dari Lembaga Falakiyah NU akan melakukan pemantauan hilal di 27 titik,” katanya pada Jumat, (25/03/2022).


Sedangkan pemerintah juga akan melakukan sidang isbat untuk menentukan awal Ramadhan 1443 Hijriah pada Jumat (01/042022). Isbat dilaksanakan setelah tim gabungan dari berbagai elemen di seluruh Indonesia melakukan rukyatul hilal.


Jika pada saat pemantauan dilakukan ada tim yang melihat hilal, maka awal Ramadhan 1443 Hijriyah akan jatuh pada Sabtu (02/04/2022). Namun apabila tidak terlihat maka bulan Sya’ban disempurnakan 30 hari (istikmal), sehingga awal Ramadhan diputuskan jatuh pada Ahad (03/04/2022).


Gus Shofi menyampaikan, terdapat perbedaan kriteria yang diberlakukan oleh pemerintah dengan NU terkait batasan ketinggian hilal. NU memegang syarat ketinggian anak bulan atau hilal saat dipantau minimal dua derajat.


Sementara pemerintah tahun ini memegang pendapat bahwa ketinggian hilal saat dipantau minimal tiga derajat dan elongasi minimal 6,4. Menurut Gus Shofi, secara astronomi pada 1 April 2022 nanti ketinggian hilal tidak sampai tiga derajat, hanya dua derajat lebih sedikit.


Artinya, jika pun kemudian salah satu atau lebih tim LFNU di seluruh Indonesia melihat hilal, bisa jadi pemerintah tidak akan mempertimbangkan itu dan tetap memutuskan awal Ramadhan jatuh pada 3 April 2022. Sebab, minimal ketinggian hilal yang dipegang pemerintah yaitu tiga derajat dan minimal elongasi 6,4.


Jika itu yang terjadi, maka keputusan sidang isbat soal awal Ramadhan yang diputuskan pemerintah sangat mungkin akan berbeda dengan NU dan Muhammadiyah. “Ini nanti seru. Nanti masyarakat akan ditawari dua pilihan, [awal Ramadhan] Sabtu dan Ahad (2 April atau 3 April 2022),” tandas Gus Shofi.


Seperti diketahui, Muhammadiyah sudah mengeluarkan keputusan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022, berdasarkan metode hisab wujudul hilal.


Editor:

Metropolis Terbaru