• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Habib Ahmad bin Novel: Nabi Muhammad Sosok Pemaaf

Habib Ahmad bin Novel: Nabi Muhammad Sosok Pemaaf
Habib Ahmad bin Novel bin Jindan, Pendakwah asal Jakarta. (Foto: NU Online)
Habib Ahmad bin Novel bin Jindan, Pendakwah asal Jakarta. (Foto: NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

Pendakwah Habib Ahmad bin Novel bin Jindan mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemaaf. Pintu maaf yang dilakukan Rasulullah SAW tidak hanya berlaku kepada umat Muslim, tetapi juga untuk kafir Quraisy yang tiada henti berbuat kezaliman saat Nabi dan sahabat melakukan dakwahnya.

 

“Karena yang melekat dalam diri Nabi hanyalah kasih sayang, mulai ujung kaki sampai rambut. Bahkan kepada orang yang membenci dan menganiaya Nabi sekalipun, pintu maaf tetap terbuka," jelasnya sebagaimana dikutip dari NU Online, Kamis (18/11/2021).

 

Penjelasan habib lulusan Pesantren Darul Musthafa, Hadramaut, Yaman itu berdasarkan keterangan dalam kitab Maulid ad-Dibâ’i, 'wa lâ yudhmiru li muslimin ghissyan wa lâ dhurran' (Nabi tidak menyimpan tipu daya dan bahaya bagi sesama Muslim).

 

Ia menjelaskan, saat perjalanan dakwah Rasulullah di fase Makkah, berbagai penindasan telah dialami. Para sahabat juga tidak kalah pedih mendapat perlakuan kasar dari orang-orang kafir Quraisy, bahkan beberapa sahabat ada yang dibunuh.   

 

“Namun, hal itu tidak membuat Nabi SAW dendam. Nabi terus menyarankan agar Sahabat bersabar,” ujar habib kelahiran Jakarta ini. 

 

Nabi bersabda kepada Ammar bin Yasir yang kala itu mendapat perlakuan sangat pedih dari kafir Quraisy, “Shabran âla Yâsir, fainna mau’idakumul jannah” (Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sungguh kalian telah dijanjikan masuk surga).   

 

Keluhuran akhlak Nabi Muhammad SAW itu secara tegas dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4, yaitu, 'Wa innaka la’alâ khuluqin ‘adzîm' (Dan sesungguhnya kamu Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang baik).   

 

Tidak hanya dipuji, karena keluhuran akhlaknya itu umat Islam diperintahkan untuk menjadikan Rasulullah sebagai panutan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya, ‘Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu’.

  

“Karena kemuliaan akhlak beliau, sehingga Allah SWT sendiri banyak memujinya di dalam Al-Qur’an,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru