Metropolis

IPNU-IPPNU Sidoarjo Gelar Gala Premier Mata Pena Lintas Agama

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:00 WIB

IPNU-IPPNU Sidoarjo Gelar Gala Premier Mata Pena Lintas Agama

Gala Ppremier majelis taklim PC IPNU-IPPNU Sidoarjo di Pura Penataran Agung Margo Wening. (Foto: NOJ/Maschan Yusuf)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sidoarjo menggelar Gala Premier Majelis Taklim Pelajar Nahdliyin (Mata Pena) yang dipusatkan di Pura Penataran Agung Margo Wening, Balonggarut, Krembung, Sidoarjo, Kamis (13/03/2025).


Mata Pena merupakan kajian rutin Pelajar NU Sidoarjo yang kali ini digelar secara berbeda dari sebelumnya, dimana mengundang narasumber dari lintas agama, mulai dari M Sirojul Chakim (Islam), Pandita Made Budi Astika (Hindu), Pendeta Andreyas Firmantyo (Kristen), dan Pandita Nanang Sutrisno (Budha).


Pemangku Pimpinan Pura Penataran Agung Margo Wening, Pandita Made Budi Astika sangat menyambut baik kegiatan positif yang melibatkan generasi muda dalam membangun sikap toleransi antar umat beragama.


Menurutnya, peran generasi muda sangat penting dalam menciptakan kedamaian dan harmoni antar umat beragama, terlebih di tengah perkembangan dunia digital yang membawa banyak tantangan.


"Saya sangat menyambut baik kegiatan positif seperti ini yang mengundang kita semua untuk berdiskusi dan saling memahami satu sama lain, terutama dalam memperkuat sikap toleransi. Kegiatan semacam ini sangat penting agar kita sebagai generasi muda dapat menjalin hubungan yang lebih baik dan menghargai perbedaan agama," ujarnya.


Sementara itu, Ketua PC IPNU Sidoarjo, M Avif Fawaid menjelaskan, Mata Pena menjadi upaya IPNU-IPPNU untuk menghidupkan nalar berfikir Pelajar NU dengan menghadirkan berbagai tema pembahasan yang penting bagi kalangan pemuda.


“Kali ini Mata Pena hadir dengan kemasan yang berbeda, jika sebelumnya dilaksanakan dari satu Warung Kopi (Warkop) ke Warkop, maka kali ini dilaksanakan di Pura untuk menghidupkan semangat toleransi dan kerukunan antar umat beragama,” ungkapnya.


Avif menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan kehidupan spiritual yang mendalam. Mata Pena kali ini merupakan sarana untuk mengedukasi dan membuka dialog antar agama, serta mempererat kerukunan umat beragama di tengah perkembangan dunia digital yang sangat pesat.


“Kita tidak sedang berbicara keagamaan, kita sedang berbicara dalam konteks kemanusiaan tentang kondisi generasi muda hari ini yang seolah-olah harus mengikuti perkembangan teknologi, akan tetapi justru akan menjebak ke dalam arus yang tidak kita ketahui,” terangnya.


Ia menyebut, dengan kemudahan dalam informasi saat ini maka akan mudah untuk meninggalkan suatu budaya, seperti budaya berkumpul dengan kalangan muda untuk mendiskusikan sesuatu. Sebab hal tersebut dapat diakomodir oleh teknologi yang seolah-olah dapat memfaslitasi seluruh aktivitas.


Melalui Mata Pena ini menjadi wujud nyata dari komitmen IPNU dan IPPNU untuk memperkuat spiritualitas di kalangan pelajar, dan untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bijak dalam bersikap dan bertindak. Dengan adanya ruang-ruang diskusi seperti ini, para pelajar dapat lebih siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan arah dalam menjaga jati diri dan akhlaknya.


“Kita sebagai Pelajar NU memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan benar, dengan bekal tata karma dan tanggung jawab kepada generasi muda untuk menguasai teknologi dan menjaga kedalaman batin kita," tandasnya.