• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Jelang Tahun Politik, Asnuter Sidoarjo Harap Tak Ada Tabloid Kampanye di Masjid

Jelang Tahun Politik, Asnuter Sidoarjo Harap Tak Ada Tabloid Kampanye di Masjid
Ilustrasi tabloid kampanye di masjid. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi tabloid kampanye di masjid. (Foto: Istimewa)

Sidoarjo, NU Online Jatim
Menjelang tahun politik 2024, Pengurus Cabang (PC) Aswaja NU Center (Asnuter) Sidoarjo berharap agar tidak ada selebaran tabloid kampanye di masjid dan rumah ibadah lainnya, khususnya di Kabupaten Sidoarjo.


Sekretaris Asnuter Sidoarjo, M Sholah Ulayya mengingatkan, agar takmir masjid yang diberi amanah merawat dan mengelola masjid harus mampu menimbang secara jernih nilai persatuan umat Muslim. Sebab, hal itu lebih berharga dari pada tujuan politik sesaat.


“Masjid adalah miniatur umat Islam pada level tertentu sesuai lokal dan daerah dimana masjid tersebut berdiri. Ada masjid perkotaan, perumahan, pedesaan, masjid bersejarah peninggalan para wali dan lain-lain,” katanya.


Menurutnya, masjid seharusnya bisa menjadi peredam tensi elit politik agar mengindahkan aturan yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Menurutnya, seni berpolitik hendaknya elegan, sportif dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan serta persaudaraan sesama warga negara.


“Sikap tersebut harus dimiliki para politisi yang akan pentas di panggung politik tahun 2024 mendatang,” tegasnya.


Ia menyebutkan, berpolitik sebenarnya dilegalkan oleh Islam dengan beberapa catatan. Sebagaimana empat sikap yang dimiliki dan telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW, para khalifah, dan para pemimpin pasca sahabat dan tabiin.


Empat sifat itu adalah shidiq yang artinya jujur, visioner, kredibel, dan manusiawi. Kedua amanah, yakni profesional, kapabel, cerdas, peka, dan bertanggung jawab. Ketiga tabligh yang tercermin dengan transparan, komunikatif, memiliki integritas, dan fleksibel.


“Sedang keempat adalah fathonah, yang berarti cerdas secara intelektual, spiritual, dan emosional,” katanya.


Berbicara soal politik, lanjut dia, berarti berbicara tentang ide-ide, sosok, dan pengalaman perpolitikan bangsa lintas sejarah. “Oleh karenanya, politik itu seperti gadget, tinggal siapa yang menggunakan, untuk apa digunakan, dan seberapa mampu si pengguna gadget berinovasi,” urainya.


Menyinggung kasus beredarnya tabloid kampanye yang diduga memuat salah satu sosok yang digadang-gadang sebagai Calon Presiden (Capres) di salah satu masjid di Malang, M Sholah Ulayya mengatakan hal itu secara umum tidak pantas dalam etika Islam. Sebab, mengundang kegaduhan sejumlah pihak.


“Kegaduhan tersebut akan mendapat respons perlawanan dari pihak yang kontra, bisa dengan membuat tabloid serupa dan disebar di masjid-masjid, atau membuat berita hoaks yang menyudutkan Capres yang kampanye melalui tabloid tersebut,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru