• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Metropolis

Ketua Umum ISNU Ingatkan Perubahan Tantangan Zaman

Ketua Umum ISNU Ingatkan Perubahan Tantangan Zaman
Ketua Umum PP ISNU, Ali Masykur Musa. (Foto: NOJ/LIm)
Ketua Umum PP ISNU, Ali Masykur Musa. (Foto: NOJ/LIm)

Surabaya, NU Online Jatim

Perubahan dunia sudah lama dialami lapisan masyarakat dalam segala lini. Keberadaannya hendaknya dapat juga diimbangi strategi berdakwah. Nahdlatul Ulama dengan Islam moderat yang dimiliki harus juga mengisi sisi ini.

 

Begitulah benang merah diskusi virtual yang digelar Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur. Di antara narasumber pada kegiatan ini adalah H Ali Masykur Musa.

 

“Kita harus menyesuaikan berdakwah, kalau tidak berubah, dakwah kita akan tertinggal,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ISNU tersebut, Selasa (12/01/2021).

 

Dalam pandangan penulis buku NU dan Moralitas Politik Bangsa tersebut, dari sekian banyak aplikasi yang marak digunakan, pesan dakwah harus bisa menyentuh semua aplikasi, khususnya media sosial. Karena dengan begitu dakwah akan sering terlihat dan terbiasa didengarkan.

 

“Ayo berubah cara dakwahnya, bikin konten sebanyak-banyaknya di Facebook, Instagram, Twitter, dan You Tube. Dengan begitu Islam yang rahmatan lilalamin kian tersebar,” terang Cak Ali, sapaan akrabnya.

 

Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2009 hingga 2014 tersebut juga memberikan contoh yang terjadi di lapangan.

 

Bahwa dahulu pengajian diadakan secara terbuka yang dihadiri banyak warga. Tetapi sekarang masyarakat berubah, karenanya cara dakwah tentu saja juga harus berubah.

 

“Istigotsah di lapangan masih ada tidak? Dulu seribu orang akan datang. Tetapi jika masyarakat berubah, maka dakwah juga harus berubah,” ungkapnya.

 

Pria yang pernah menjadi anggota DPR-RI menceritakan masa depan bangsa yang terbiasa memanfaatkan teknologi. Bahwa banyak permasalah yang terjadi, seperti jarangnya silaturahim dan kurangnya rasa empati antarsesama.

 

“Ke depan akan ada disrupsi teknologi, tergantinya manusia oleh automatis dan digitalisasi dan berkurangnya interaksi sosial dan kepedulian,” urai pria kelahiran Tulungagung itu.

 

Selain itu, Cak Ali memaparkan akan tercipta masyarakat yang mementingkan diri sendiri, bersikap angkuh, berfoya-foya, dan hilangkan budaya, sehingga tidak memiliki nilai luhur.

 

“Kecenderungan menjadi individualis, hedonis, budaya kekerasan, dan hilang rasa. Juga lahirnya model komunikasi yang tidak sehat dan akulturasi budaya yang tidak sesuai dengan norma dan nilai luhur,” jelasnya.

 

Sebagai penutup, mantan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini mengatakan bahwa efek tidak baik akan terjadi perubahan yang besar. Seperti tenaga pekerja serba teknologi, perilaku tidak bermoral, dan banyak lagi.

 

“Dengan demikian, tenaga kerja berkurang, difusi budaya asing, rekayasa informasi, dan memfasilitasi dan menjadi katalis perilaku menyimpang,” pungkasnya.

 

Penulis: Abu Aman

Editor: Syaifullah

 


Editor:

Metropolis Terbaru