• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

KH Abdul Hamid Wahid Pengasuh Nurul Jadid Dianugerahi Gelar Dato' Guru

KH Abdul Hamid Wahid Pengasuh Nurul Jadid Dianugerahi Gelar Dato' Guru
Kunjungan silaturahim keluarga pengasuh Pondok Pesantren (PP) Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, bersama Pengurus P4NJ Batam ke Kecamatan Belakang Padang, Batam. (Foto: NOJ/ISt)
Kunjungan silaturahim keluarga pengasuh Pondok Pesantren (PP) Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, bersama Pengurus P4NJ Batam ke Kecamatan Belakang Padang, Batam. (Foto: NOJ/ISt)

Batam, NU Online Jatim

KH Abdul Hamid Wahid menerima penganugerahan gelar Dato' Guru di tengah kunjungan silaturahim keluarga pengasuh Pondok Pesantren (PP) Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, bersama Pengurus P4NJ Batam ke Kecamatan Belakang Padang, Batam, Senin (12/06/2023).


Sebelumnya, dalam kunjungan ke Batam kali ini, Kiai Hamid juga meresmikan PP Nurul Jadid Batam yang didirikan oleh H Haerul Saleh, tokoh masyarakat dan pengusaha terkemuka di Batam.


Gelar itu diberikan oleh Lembaga Adat Melayu kecamatan setempat yang dilakukan oleh tokoh sesepuh adat Melayu, Dato' H Said Hasyim Alattas.


Salah seorang tokoh masyarakat Batam, Julaeni mengatakan, penganugerahan gelar dilakukan atas dasar kapasitas dan kapabilitas serta kontribusi Kiai Hamid dalam turut serta membangun masyarakat Belakang Padang, Batam, melalui pendidikan dan dakwah Islam yang moderat dan dapat diterima oleh masyarakat.


"Kedatangan Kiai Hamid ke Batam dan khususnya ke Pulau Belakang Padang ini menegaskan kiprah dan kontribusi beliau dalam mendukung serta mendorong kemajuan masyarakat Batam, khususnya di pulau Belakang Padang ini," ujarnya.


Selain itu, antara Kiai Hamid dan Batam ini sebenarnya ada ikatan historis. Ikatan historis itu dimulai sejak ayahnya yakni KH Abd Wahid Zaini pada era 90-an terlibat aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan masyarakat di Batam, khususnya di bidang pendidikan dan dakwah Islam.


“Jadi kedatangan Kiai Hamid saat ini semacam menjadi episode lanjutan dari perjuangan Kiai Wahid dulu," ungkapnya.


Sementara itu, menurut Kiai Hamid, penganugerahan gelar Dato' Guru itu memiliki urgensi bukan bagi dirinya sebagai individu, melainkan bagi seluruh proses dan ikhtiar masyarakat Batam pada umumnya dalam mengupayakan tercapainya masyarakat yang madani.


“Penganugerahan gelar tersebut menandai penerimaan masyarakat terhadap pelayanan, perjuangan dan pengabdian kaum santri di tengah-tengah masyarakat,” katanya.


Dijelaskan, di Batam ini ada santri-santri, meskipun mungkin jumlahnya tidak sebanyak di Jawa. Yang perlu diingat bahwa tidak ada bekas santri. Kesantrian itu dibawa sepanjang hayat dan harus terus dihidupkan melalui perjuangan dan pengabdian kepada masyarakat.


“Jika selama di pondok, tugas santri adalah belajar dan mengabdi, mengaji dan membina akhlakul karimah. Maka tugas itu terus menjadi tanggung jawab seorang santri ketika ia telah kembali ke masyarakat," paparnya.


"Penganugerahan gelar dan penghormatan ini penting artinya bukan untuk saya, melainkan untuk segenap upaya perjuangan dan pengabdian yang dilakukan kaum santri di tengah-tengah masyarakat," tambahnya.


Metropolis Terbaru