• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

KH Azizi Hasbullah: Pakar Fiqih Lirboyo, Jujugan Belajar Santri

KH Azizi Hasbullah: Pakar Fiqih Lirboyo, Jujugan Belajar Santri
KH Azizi Hasbullah (tengah), foto bersama dalam sebuah kegiatan. (Foto: NOJ/ Ika Nur Fitriani)
KH Azizi Hasbullah (tengah), foto bersama dalam sebuah kegiatan. (Foto: NOJ/ Ika Nur Fitriani)

Surabaya, NU Online Jatim

KH Azizi Hasbullah yang merupakan Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dinyatakan wafat di RS Hasan Sadikin Bandung, Ahad (21/05/2023) pasca menjalani perawatan intensif. Wafatnya Kiai Azizi, menyisakan duka banyak kalangan, termasuk para santri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, yang kerap menjadikan Kiai Azizi jujugan belajar.

 

Di antara para santri Lirboyo itu ialah Robert Azmi. Disebutkan, Kiai Azizi merupakan pakar fiqih di Pesantren Lirboyo yang kerap menjadi jujugan belajar santri, termasuk dirinya. Ia mengatakan, Kiai Azizi tidak pernah menjadi mustahiq (wali kelas) dirinya selama di Pesantren Lirboyo, tetapi yang mengenal dan istifadhah ilmu padanya mungkin melebihi yang pernah jadi mustahiq.

 

“Sangat banyak yang belajar privat, ngaji bersama, bahkan menjadi pengagumnya. Sebab beliau (Kiai Azizi) memang sehebat itu dalam mengurai fiqih dan ushulnya. Kitab Lubbul Ushul mungkin beliau setengah hafal,” ujarnya, Ahad (21/05/2023).

 

Dirinya menuturkan, banyak kenangan tak terlupakan bersama Kiai Azizi, yang kini pengasuh Pondok Pessantren Baran, Selopuro, Kabupaten Blitar. Di antaranya saat Robert Azmi belajar mandiri (privat) kitab Fathul Qarib sepekan tiga kali kepada Kiai Azizi.

 

Menurutnya, momen belajar kepada Kiai Azizi itu biasa dilakukan mulai pukul 23.00 WIB, terkadang lebih, di waktu malam hari. Proses belajar tersebut terkadang baru selesai saat adzan Subuh berkumandang. Itu kerap dilakukan Kiai Azizi, meski setelahnya terkadang masih harus menemani santri lain belajar dengan fan keilmuan berbeda.

 

“Ada yang (belajar) nahwu, ada yang balaghah, ada yang ushul fiqih, bahkan (ilmu) tafsir pun beliau terima,” ungkap Robert Azmi.

 

Dikisahkan Robert Azmi, bahwa saat hendak belajar biasanya dirinya dan beberapa santri lain membawa kopi. Setibanya di lokasi kerap kali Kiai Azizi sedang tertidur, karena capek dengan aktivitas lain seharian.

 

Robert Azmi mengaku, setibanya di sana ia tidak lantas memanggil salam atau membangunkan Kiai Azizi, tetapi cukup hanya menyandingkan kopi di sampingnya. Tak lama kemudian, karena (mungkin) aroma kopi yang menyengat, Kiai Azizi pun bangun.

 

“Setelah bangun kadang ke kamar mandi dulu, kadang pula tidak. Lalu ‘Alfaatihah’, diskusi pun berjalan asyik hingga tembus adzan Subuh,” tuturnya mengenang peristiwa bersama Kiai Azizi. “Saya yakin banyak yang punya kisah indah dengan beliau,” imbuhnya.

 

Di samping itu, Robert Azmi mengisahkan, menurut penuturan teman santri yang menjaganya saat menjalani perawatan pasca kecelakaan di Tol Cipali, Kiai Azizi kerap berdzikir kepada Allah dan beristighfar. Lalu sesekali ia menanyakan bagaimana hasil bahtsul masailnya.

 

“Ketika dihibur jangan memikirkan hal itu, Kiai Azizi menjawab: karena NU lah ladang berjuangku,” kata Robert Azmi mengisahkan ulang cerita teman santri yang menunggui masa perawatan Kiai Azizi.

 

Selamat jalan. Ilalliqa' fil akhirah, Guruku.


Metropolis Terbaru