Kiai Anwar Zahid Jelaskan 2 Alasan Manusia Takut akan Kematian
Ahad, 4 Februari 2024 | 18:30 WIB

KH Anwar Zahid saat acara peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Ngoro, Mojokerto. (Foto: NOJ/ISt)
Boy Ardiansyah
Kontributor
Sidoarjo, NU Online Jatim
Dai kondang asal Bojonegoro, KH Anwar Zahid menjelaskan 2 alasan manusia tidak siap menghadapi kematian. Alasan pertama adalah merasa berat meninggalkan apa yang dicintai. Kedua, sadar belum memiliki bekal yang cukup.
Hal itu disampaikan Kiai Anwar Zahid pada acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (03/02/2024).
“Pertama berat meninggalkan apa yang dicintai, apa itu? Ya dunia. Oleh karena itu orang mati istilahnya tinggal dunia,” katanya.
Menurutnya, rata-rata manusia tidak ingin berpisah dengan dunia atau apa saja yang dicintai dan disukai. Dilambangkan dengan dua, pertama harta kekayaan dan anak. Di Al-Qur’an diingatkan agar orang-orang yang beriman jangan sampai karena harta dan anak membuat lupa dari berdzikir, mengingat dan mengagungkan Allah.
“Jika hal itu dilakukan maka akan termasuk orang yang rugi,” terangnya.
Dirinya menjelaskan, harta dan anak adalah dua hal yang dicintai oleh semua orang. Dua hal ini ujian bagi mansia, karena ujian itu ada yang menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan.
Ujian yang tidak menyenangkan seperti sakit, jatuh, rugi saat berdagang, gagal panen dan lain sebagainya. Kenapa demikian? Karena berapapun kekayaan yang didapat selama di dunia tidak akan dibawa saat kematian datang.
“Rumah orang mukmin itu ada tiga. Satu rumah setelah lahir, dua rumah setelah mati dan tiga rumah setelah kiamat,” tuturnya.
Ia menuturkan, rumah setelah kematian tidak perlu dipikirkan karena sudah ada yang mengurusi. Yang perlu dipikirkan adalah rumah setelah lahir di dunia dan yang terpenting adalah rumah setelah hari kiamat, yakni surga.
“Rumah setelah lahir di dunia dan rumah setelah kiamat harus sama-sama dipikirkan. Akan tetapi harus memprioritaskan rumah setelah hari kiamat,” jelasnya.
Rumah dunia yang megah dan bagus akan ditinggalkan selama-lamanya. Sedangkan rumah di surga akan ditinggali selama-lamanya. “Maka mulai sekarang persiapkan tempat tinggal kita yang akan kita huni selama-lamanya,” tandasnya.
Terpopuler
1
Innalillahi, Farida Mawardi Mantan Ketum IPPNU dan Pelopor CBP-KPP Wafat
2
Bupati Lukman Hakim Ditetapkan Sebagai Kasatkorcab Banser Bangkalan
3
Khutbah Jumat: 4 Penghalang Manusia Dekat dengan Allah
4
Wakil Sekretaris LTNNU Jatim Raih Doktor Kajian Jurnalisme dan Media Islam
5
Komite Hijaz: Jejak Awal Islam Nusantara di Dunia
6
Konflik Iran-Israel Memanas, Prabowo dan Gus Yahya Serukan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua