• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Kiai Anwar Zahid Jelaskan 2 Alasan Manusia Takut akan Kematian

Kiai Anwar Zahid Jelaskan 2 Alasan Manusia Takut akan Kematian
KH Anwar Zahid saat acara peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Ngoro, Mojokerto. (Foto: NOJ/ISt)
KH Anwar Zahid saat acara peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Ngoro, Mojokerto. (Foto: NOJ/ISt)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Dai kondang asal Bojonegoro, KH Anwar Zahid menjelaskan 2 alasan manusia tidak siap menghadapi kematian. Alasan pertama adalah merasa berat meninggalkan apa yang dicintai. Kedua, sadar belum memiliki bekal yang cukup.


Hal itu disampaikan Kiai Anwar Zahid pada acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (03/02/2024).


“Pertama berat meninggalkan apa yang dicintai, apa itu? Ya dunia. Oleh karena itu orang mati istilahnya tinggal dunia,” katanya.


Menurutnya, rata-rata manusia tidak ingin berpisah dengan dunia atau apa saja yang dicintai dan disukai. Dilambangkan dengan dua, pertama harta kekayaan dan anak. Di Al-Qur’an diingatkan agar orang-orang yang beriman jangan sampai karena harta dan anak membuat lupa dari berdzikir, mengingat dan mengagungkan Allah.


“Jika hal itu dilakukan maka akan termasuk orang yang rugi,” terangnya.


Dirinya menjelaskan, harta dan anak adalah dua hal yang dicintai oleh semua orang. Dua hal ini ujian bagi mansia, karena ujian itu ada yang menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan.


Ujian yang tidak menyenangkan seperti sakit, jatuh, rugi saat berdagang, gagal panen dan lain sebagainya. Kenapa demikian? Karena berapapun kekayaan yang didapat selama di dunia tidak akan dibawa saat kematian datang.


“Rumah orang mukmin itu ada tiga. Satu rumah setelah lahir, dua rumah setelah mati dan tiga rumah setelah kiamat,” tuturnya.


Ia menuturkan, rumah setelah kematian tidak perlu dipikirkan karena sudah ada yang mengurusi. Yang perlu dipikirkan adalah rumah setelah lahir di dunia dan yang terpenting adalah rumah setelah hari kiamat, yakni surga.


“Rumah setelah lahir di dunia dan rumah setelah kiamat harus sama-sama dipikirkan. Akan tetapi harus memprioritaskan rumah setelah hari kiamat,” jelasnya.


Rumah dunia yang megah dan bagus akan ditinggalkan selama-lamanya. Sedangkan rumah di surga akan ditinggali selama-lamanya. “Maka mulai sekarang persiapkan tempat tinggal kita yang akan kita huni selama-lamanya,” tandasnya.


Metropolis Terbaru