• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Kisah Gus Dur Dididik Mbah Bisri Syansuri Jadi Pemimpin

Kisah Gus Dur Dididik Mbah Bisri Syansuri Jadi Pemimpin
Istri mendiang Gus Dur, Nyai Hj Sinta Nuriyah pada acara haul ke-13 Gus Dur di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Ciganjur, Jakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022). (Foto: NOJ/NU Online Network)
Istri mendiang Gus Dur, Nyai Hj Sinta Nuriyah pada acara haul ke-13 Gus Dur di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Ciganjur, Jakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022). (Foto: NOJ/NU Online Network)

Jakarta, NU Online Jatim
Istri mendiang KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Nyai Hj Sinta Nuriyah menceritakan cara KH Bisri Syansuri mendidik Gus Dur, yang tidak lain cucunya, untuk menjadi sosok pemimpin. Kisah tersebut disampaikan Nyai Sinta saat menyampaikan testimoni suka-duka selama mendampingi Gus Dur dalam acara Haul ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Sabtu (17/12/2022) malam.


"Dulu pada saat Gus Dur pulang dari luar negeri Mbah Bisri Syansuri menghendaki Gus Dur sebagai Katib PBNU. Hal itu dilakukan Mbah Bisri untuk mendidik Gus Dur agar menjadi orang yang baik dan benar," ujarnya.


Kemudian, pada saat menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Dur juga diberi amanah tanggung jawab oleh KH Bisri Syansuri untuk membantu Pondok Pesantren Denanyar Jombang.


"Itulah cara Mbah Bisri mendidik Gus Dur, yakni dengan memberikan tanggung jawab sebagai pemimpin sehingga bisa menjadi pemimpin yang baik dan benar. Meskipun jarang ada di rumah, setiap tahun anaknya nambah," katanya.


Ia pun menceritakan, bahwa sejak Gus Dur mengemban amanah sebagai Ketua Umum PBNU, justru sering tidak memegang uang. Pasalnya, Gus Dur benar-benar menjadikan hartanya untuk perjuangan dalam berkhidmat di NU.


"Saking sibuknya mengurusi NU, sehingga tidak ada waktu untuk mengurusi keluarganya. Sehingga seorang istri harus mencari nafkah meskipun gajinya hanya cukup buat bayar transportasi, sementara anaknya tambah banyak," terangnya.


Untuk menutupi kebutuhan tersebut, ia bahkan harus menjual kacang dan es lilin untuk menghidupi keluarga, khususnya anak-anaknya. "Setiap malam saya selalu meluangkan waktu untuk menggoreng kacang dan setiap kacang selalu saya hitung,"ujarnya.


Untuk itu, dirinya menekankan agar menjadi seorang perempuan tidak merasa cemas, sebab perempuan adalah garda terdepan untuk kehidupan. Dirinya juga berpesan agar peringatan Hari Ibu yang diperingati lima hari lagi tidak dilupakan.


"Coba ada yang ingat tidak kalau lima hari lagi akan diperingati Hari Ibu. Ingatlah, bahwa Rasulullah pernah bersabda, bahwa orang tua yang harus dihormati adalah Ibu, Ibu, dan Ibu," tandasnya.


Metropolis Terbaru