• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 24 Juni 2024

Metropolis

Langgar Gipo Resmi Jadi Cagar Budaya, Rekam Sejarah Ketum PBNU Pertama

Langgar Gipo Resmi Jadi Cagar Budaya, Rekam Sejarah Ketum PBNU Pertama
Sudut-sudut Langgar Gipo di Jalan Kalimas Udik 1/51, Surabaya. (Foto: NOJ/ ISt)
Sudut-sudut Langgar Gipo di Jalan Kalimas Udik 1/51, Surabaya. (Foto: NOJ/ ISt)

Surabaya, NU Online Jatim

Langgar Gipo (Mushala Bani Gipo) di Jalan Kalimas Udik 1/51, Surabaya resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya dan Destinasi Wisata Kota Lama. Peresmian dilakukan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Sabtu (15/06/2024).

 

Langgar dua lantai dengan luas 209 meter persegi tersebut, merupakan saksi sejarah pergerakan ulama Nahdlatul Ulama (NU), yakni KH Hasan Gipo, Ketua Umum PBNU pertama. Di langgar tersebut para santri digembleng sebelum berangkat melawan penjajah dan tempat para ulama merumuskan strategi.

 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Langgar Gipo adalah tempat bersejarah untuk penggemblengan para santri di masa penjajahan. Langgar tersebut juga tempat bertemunya para ulama. Sehingga, Eri ingin sejarah dari Langgar Gipo bisa tetap diketahui oleh anak-anak muda, seperti milenial dan Gen Z.

 

"Saya ingin anak cucu saya kelak atau anak-anak Surabaya, Gen Z dan milenial boleh terus maju tapi jangan melupakan sejarahnya. Sehingga, hari ini saya tetapkan Langgar Gipo menjadi Cagar Budaya dan lantai duanya menjadi museum," katanya dalam keterangan tertulis.

 

Langgar yang dipugar sejak Februari 2024 itu, dalam pengembangannya sebagai wisata religi bersejarah akan melibatkan pihak keluarga keturunan Sagipoddin (pendiri Langgar Gipo), yang tergabung dalam Yayasan Insan Keturunan Sagipoddin (IKSA).

 

Selain itu, Pemkot Surabaya terus berupaya menambah koleksi benda bersejarah dari pihak keluarga untuk diletakkan di museum lantai dua Langgar Gipo. Bahkan, dalam waktu dekat berencana untuk menambah monitor dalam di museum tersebut. Monitor itu akan memuat sejarah berdirinya Langgar Gipo, seperti profile, tokoh-tokoh ulama yang terlibat dan lainnya.

 

Sekelumit Sejarah Langgar Gipo

Sementara itu, generasi kelima dari keturunan Sagipoddin, Abdul Wage Zain menceritakan bahwa Langgar Gipo sudah berusia 304 tahun pada 2024, tetapi sejak dibangun. Langgar tersebut baru disertifikasi pada tahun 1830 oleh H Tarmidzi (anak H Sagipoddin/Abdullatif, pendiri Langgar Gipo).

 

Setelah itu, H Hasan Basri Sagipoddin yang dikenal dengan KH Hasan Gipo (Ketua PBNU pertama) melakukan optimalisasi fungsi langgar sebagai salah satu tempat pergerakan melawan penjajah. Dari situlah jejak sejarah KH Hasan Gipo yang dikenal sebagai tokoh pergerakan.

 

"Disamping itu dulunya lantai dua Langgar Gipo ini dijadikan tempat menampung jamaah haji kapal laut asal Jawa Timur sebelum berangkat ke Makkah. Setelah, jamaah haji sampai di Makkah di sana juga ditampung di tempat atau rumah milik keluarga Sagipoddin," jelas Abdul Wage Zain.

 

Pada tahun 1996, Yayasan IKSA mulai memfungsikan Langgar Gipo sebagai tempat halal bihalal Bani Gipo. Kini, Langgar Gipo menjadi bangunan Cagar Budaya dan Destinasi Wisata Religi.

 

Sebelumnya, Pemkot Surabaya sudah menetapkan Langgar Gipo sebagai bangunan Cagar Budaya dengan SK Wali Kota Surabaya No 188.45/63/436.1.2/2021 tanggal 21 Februari 2021 lalu.


Metropolis Terbaru