• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Lima sebab Orang Malas Beribadah

Lima sebab Orang Malas Beribadah
KH Much Imam Chambali saat ngaji panguripan di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya, Sabtu (01/01/2022). (Foto: NOJ/ Ahmad Rizkiansyah Rahman).
KH Much Imam Chambali saat ngaji panguripan di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya, Sabtu (01/01/2022). (Foto: NOJ/ Ahmad Rizkiansyah Rahman).

Surabaya, NU Online Jatim

Umat Islam memiliki panutan Nabi Muhammad SAW yang memiliki etos kerja tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya agar tidak bermalas-malasan dan selalu optimis.

 

Hal ini seperti dijelaskan KH Much Imam Chambali dalam ngaji panguripan di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya, Sabtu (01/01/2022). Pengasuh Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya itu memaparkan beberapa sebab seseorang bermalas-malasan dalam beribadah.

 

Pertama, banyak dosa. Imam Ghazali mengatakan bahwa jika manusia melakukan dosa, hatinya akan muncul titik hitam. Lama-kelamaan hati akan menjadi gelap dan tidak ada cahaya apabila seseorang selalu menambah dosa.

 

"Tidak mungkin kebaikan disandingkan dengan maksiat, makanya hati-hati dengan dosa karena bisa menutupi hati. Kalau hati sudah gelap, maka tidak akan ada ghirah untuk melakukan kebaikan," tuturnya.

 

Kedua, tidak paham pentingnya ibadah. Menurutnya, seseorang malas beribadah di antaranya karena tidak paham makna shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Selanjutnya, orang tersebut tidak ada ketertarikan dalam menjalankan ibadah. Dari semua ibadah, tujuan pokoknya yakni bagaimana cara seseorang tetap bersyukur atas nikmat Allah, baik nikmat yang enak maupun tidak enak.

 

Ketiga, lupa kematian. Kebanyakan orang tahu kalau setiap manusia pasti akan meninggal dunia. Namun pemahamannya sebatas akal, tidak sampai hati. Oleh karena itu, dianjurkan untuk terus mengingat kematian karena akan menjadi penawar bagi orang yang cinta dunia.

 

Keempat, tidak tahu pahala ibadah. "Kalau tidak tahu pahala karena ikhlas, itu bagus. Tetapi tidak tahu pahala karena tidak mau ngaji, ini yang susah," ujar Kiai Imam Chambali.

 

"Jika di hatinya tidak ada motovasi untuk belajar berbuat baik, ya selama itu pula ia tidak akan berilmu," imbuhnya.

 

Kelima, berlebih-lebihan menyikapi yang mubah. Berlebih-lebihan dalam suatu hal yang mubah, salah satu sebab hati menjadi keras.

  

"Ambil contoh saja dalam hal makan. Jika kebanyakan makan, maka ia akan lebih sering berkeinginan untuk istirahat dan tidur," pungkas Kiai Imam Chambali.

 

Penulis: Ahmad Rizkiansah Rahman


Editor:

Metropolis Terbaru