Metropolis

Lora Ismail Soroti Pertanyaan Basa-Basi yang Menyakiti Hati saat Lebaran

Ahad, 30 Maret 2025 | 14:00 WIB

Lora Ismail Soroti Pertanyaan Basa-Basi yang Menyakiti Hati saat Lebaran

Pendakwah muda asal Madura, Lora Ismail Al-Kholilie. (Foto: NOJ/ Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Pendakwah muda asal Madura, Lora Ismail Al-Kholilie, menyoroti pertanyaan 'basa-basi' yang seharusnya tidak ditanyakan saat momentum Lebaran tiba. Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @ismaelalkholilie, ia menjelaskan pandangan ulama salaf terkait pentingnya menjaga ucapan demi menjaga perasaan orang lain.

 

Menurutnya, pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti 'kapan nikah?', 'kapan punya momongan?', hingga 'kapan lulus kuliah?', adalah basa-basi yang tidak perlu. Momen lebaran yang seharusnya membahagiakan akan tetapi berubah menjadi mengerikan bagi sebagian orang. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang akhirnya tidak ingin bersilaturahim demi menjauhi interogasi menjengkelkan seperti itu.

 

"Karena jika tujuanmu adalah cinta dan perhatian, maka jangan kau permalukan dia. Dan jika tujuanmu untuk menghina, maka jauhi itu agar engkau atau keluargamu tidak terkena ujian yang sama. Jauhi pertanyaan-pertanyaan seperti itu, karena itu sama sekali tidak penting untuk kalian,” tulis Lora Ismail dalam unggahannya, Sabtu (29/03/2025).

 

Pentingnya Menjaga Perasaan Orang Lain
Lora Ismail kemudian mengutip pendapat ulama mengenai pentingnya menjaga ucapan atau mengajukan pertanyaan yang baik kepada orang lain. Salah satunya adalah pendapat Al-Imam Hasan Al-Bashri sebagai berikut:

 

كَانُوا يَقُولُونَ: إِنَّ لِسَانَ الْمُؤْمِنِ وَرَاءَ قَلْبِهِ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَتَكَلَّمَ بِشَيْءٍ تَدَبَّرَهُ بِقَلْبِهِ ثُمَّ أَمْضَاهُ بِلِسَانِهِ، وَإِنَّ لِسَانَ الْمُنَافِقِ أَمَامَ قَلْبِهِ، فَإِذَا هَمَّ بِشَيْءٍ أَمْضَاهُ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَتَدَبَّرْهُ بِقَلْبِهِ

 

Artinya: Mereka (para ulama) berkata: "Sesungguhnya lisan seorang mukmin berada di belakang hatinya. Jika ia ingin mengucapkan sesuatu, ia akan merenungkannya terlebih dahulu dengan hatinya, lalu mengucapkannya dengan lisannya. Sedangkan lisan seorang munafik berada di depan hatinya. Jika ia ingin mengatakan sesuatu, ia langsung mengucapkannya dengan lisannya tanpa merenungkannya terlebih dahulu dengan hatinya."

 

Selain itu dalam satu hadits, Rasulullah SAW bersabda:

 

إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلَاثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ

 

Artinya: "Sesungguhnya Allah membenci tiga perkara bagi kalian: banyak berbicara tanpa manfaat (‘qīla wa qāla’—perkataan yang tidak jelas sumber dan manfaatnya), terlalu banyak bertanya (dalam hal yang tidak bermanfaat atau memberatkan), dan menyia-nyiakan harta."

 

Al-Imam Al-Munawi memberikan komentar (penjelasan) terhadap hadits tersebut:

 

يُحْتَمَلُ أَنَّ الْمُرَادَ: كَثْرَةُ سُؤَالِ الْإِنْسَانِ عَنْ حَالِهِ، وَتَفَاصِيلِ أَمْرِهِ. فَيَدْخُلُ ذَلِكَ فِي سُؤَالِهِ عَمَّا لَا يَعْنِيهِ، وَيَتَضَمَّنُ ذَلِكَ حُصُولَ الْحَرَجِ فِي حَقِّ الْمَسْئُولِ. فَإِنَّهُ قَدْ لَا يُؤْثِرُ إِخْبَارَهُ بِأَحْوَالِهِ؛ فَإِنْ أَخْبَرَهُ: شَقَّ عَلَيْهِ، وَإِنْ كَذَبَهُ فِي الْإِخْبَارِ، أَوْ تَكَلَّفَ التَّعْرِيضَ: لَحِقَتْهُ الْمَشَقَّةُ. وَإِنْ أَهْمَلَ جَوَابَهُ: ارْتَكَبَ سُوءَ الْأَدَبِ.

 

Artinya: "Mungkin yang dimaksud adalah banyaknya seseorang bertanya tentang keadaan dan rincian urusannya sendiri. Hal ini termasuk bertanya tentang sesuatu yang tidak penting baginya dan dapat menyebabkan kesulitan bagi orang yang ditanya. Sebab, orang yang ditanya mungkin tidak ingin menceritakan keadaannya. Jika ia tetap memberitahunya, hal itu bisa memberatkannya. Jika ia berbohong atau mencoba menghindari jawaban dengan sindiran, ia akan merasa kesulitan. Dan jika ia mengabaikan pertanyaan tersebut, maka ia akan dianggap berperilaku tidak sopan."

 

Melihat tradisi basa-basi tersebut, Lora Ismail mengajak umat Islam untuk merenungkan lagi bahwa setiap ucapan atau pertanyaan yang bagi sebagian orang sederhana akan tetapi bagi orang lain justru dapat menyakiti hatinya.

 

"Pada akhirnya mari kita saling menjaga. Di sekitar kita banyak orang yang terluka dan berpura-pura tertawa, padahal dalam hati mereka ada pedih yang tak terkira, mereka sudah cukup lelah dengan semua yang terjadi dalam kehidupan ini. Demi itu jangan sampai kita justru malah menambahi beban mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyakiti hati mereka," pungkasnya.