• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 7 Mei 2024

Metropolis

Hukum Tradisi Karapan Sapi menurut Lora Ismail

Hukum Tradisi Karapan Sapi menurut Lora Ismail
Lora Ismail Al-Kholilie. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
Lora Ismail Al-Kholilie. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Mojokerto, NU Online Jatim

Lora Ismail Al Kholilie menceritakan kisahnya pernah ditanya terkait hukum karapan sapi yang merupakan tradisi masyarakat Madura yang masih dilestarikan sampai saat ini. Hal tersebut disampaikan Lora Ismail saat mengisi haul akbar ke-36 KH M Arief Hasan di Pondok Pesantren Roudlotun Nasyiin, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Ahad (01/10/2023).


Lora muda asal Bangkalan ini menegaskan, tradisi masyarakat yang ada di Indonesia tidak perlu dipertanyakan apa dalilnya. Penegasan tersebut karena Lora Ismail sering mendengar orang yang mudah membid’ahkan tradisi.


“Tradisi tidak perlu ditanyakan dalilnya. Kaidahnya, lakukan tradisi apapun selama isinya tidak melanggar syariat Islam,” katanya.


Terkait tradisi karapan sapi, keturunan kelima dari Syaikhona Kholil Bangkalan itu mengajak untuk melihat bagaimana praktik di lapangan. Jika sapinya berlari sendiri maka boleh, tetapi jika kenyataan di lapangan untuk membuat sapi berlari cepat, pantat sapi diberi balsem atau ditusuk-tusuk dengan paku sehingga sapi mengerang kesakitan dan berlari kencang, maka tidak boleh.


“Hukumnya sudah jelas, tidak boleh. Karena masuk dalam ranah penyiksaan,” ungkapnya.


Yang termasuk tradisi menurut Lora Ismail adalah acara haul. Di acara haul ada tujuan dan manfaat yang sesuai dengan ajaran Islam. Pertama di ajaran Islam ada ajaran menghormati orang yang lebih tua.


Sebagai orang yang lebih muda, dengan acara haul adalah bentuk hormat kepada orang yang lebih tua. Kultur masyarakat Indonesia sangat menghormati orang yang lebih tua, tidak hanya yang masih hidup, bahkan orang tua, leluhur yang sudah lama wafat tetap dihormati dengan acara haul.


“Jangan sampai alumni pesantren saat di masyarakat tidak mau hormat kepada orang yang lebih tua karena mengira tidak berilmu,” terangnya.


Seperti hadist Rasulullah, jika seseorang tidak menghormati orang lain yang lebih tua, maka nanti tidak akan dihormati oleh anak-anak muda.


“Dalam hadits nabi ada kabar gembira untuk siapa saja yang menghormati orang yang lebih tua umurnya akan dipanjangkan oleh Allah SWT,” tandasnya.


Metropolis Terbaru