• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Melihat Lebih Dekat Perayaan Haul Akbar Sunan Giri

Melihat Lebih Dekat Perayaan Haul Akbar Sunan Giri
Haul Akbar Sunan Giri di Masjid Ainul Yaqin Sunan Giri, Gresik. (Foto: NOJ/ ISt)
Haul Akbar Sunan Giri di Masjid Ainul Yaqin Sunan Giri, Gresik. (Foto: NOJ/ ISt)

Gresik, NU Online Jatim

Bagi kalangan Nahdliyin, menghadiri haul atau peringatan hari kematian merupakan suatu hal yang sakral dan tidak boleh dilewatkan. Apalagi haul dari para tokoh yang dihormati, misal Sunan Giri. Haul Akbar ke-518 Sunan Giri digelar di Masjid Ainul Yaqin Sunan Giri pada Jumat (13/10/2023) atau tepatnya setiap hari Jumat di akhir bulan Rabiul Awal.

 

Ribuan jamaah berbondong-bondong mengikuti acara ini. Bahkan, sebagian jamaah rela menginap di dekat kuburan warga dengan beralaskan tikar tipis. Mereka menantikan acara tahlil akbar yang diikuti oleh masyarakat dari berbagai daerah, kiai, pemangku adat, pejabat pemerintah, dan pihak lainnya.

 

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh masyarakat Desa Giri dan sekitarnya atau biasa dikenal sebagai masyarakat Pegiren. Menariknya, ketika hendak ke tahlil akbar, masyarakat Pegiren lebih memilih jalan kaki daripada menggunakan kendaraan, meski di antara mereka rumahnya cukup jauh dari lokasi acara.

 

“Berjalan kaki menuju Masjid Sunan Giri memiliki kesan tersendiri bagi masyarakat Pegiren, termasuk saya. Karena dapat bertemu dengan para tetangga sambil berbincang-bincang di tengah perjalanan,” kata Moh Ajir, salah satu tokoh masyarakat Pegiren.

 

“Ini serasa nostalgia masa lalu, dimana masyarakat Pegiren belum banyak yang memiliki motor. Di samping itu, aktivitas ini juga kami niatkan untuk meneladani para pendahulu yang selalu datang ke Masjid Sunan Giri dengan penuh semangat,” imbuhnya.

 

Sebagaimana tradisi yang biasa digelar oleh masyarakat, setelah kegiatan tahlil para jamaah mendapatkan konsumsi atau disebut berkat. Berkat tersebut berupa seporsi nasi kuning berwadah tepak plasitk.

 

“Nasi kuning ini terbuat dari beras, ketan, santan, kunyit, jahe, bawang merah, bawang putih, serta rempah-rempah lain yang dilengkapi dengan telur asin,” teragnya.

 

Nasi kuning tersebut telah menjadi ciri khas saat Tahlil Akbar Haul Sunan Giri. Para pendahulu bergotong-royong memasak nasi kuning untuk dibagikan kepada para jamaah yang hadir pada acara tahlil.

 

Kebiasaan ini kemudian diteruskan oleh Pengurus Yayasan Makam Sunan Giri hingga sekarang.  Pada Haul Akbar ke-518 ini, Yayasan Makam Sunan Giri menyediakan 5 ribu porsi nasi kuning untuk para jamaah.

 

‘’Nasi kuning merupakan makanan yang sudah ada sejak zaman Sunan Giri. Nasi tersebut diyakini sebagai salah satu makanan yang disukai oleh Kanjeng Sunan, karena terbuat dari campuran ketan. Konon, Kanjeng Sunan menyukai makanan-makanan yang berbahan dasar ketan,” tutur Ustadz Basri, salah satu panitia Haul Akbar Sunan Giri.

 

Basri menerangkan, secara filosofis ketan dalam bahasa Jawa disebut keraketan, yang berarti rekat. Ketan dimaknai sebagai pelekat silaturahim antar sesama. Sehingga ketan menjadi menu utama yang dibagikan kepada Jamaah dalam pelaksanaan Haul Akbar Sunan Giri.

 

“Pihak Yayasan Makam Sunan Giri melibatkan para pelaku UMKM di Desa Giri untuk membuat ribuan nasi kuning setiap tahun,” ungkap Basri.

 

Penulis: Nur Laili Hidayati


Metropolis Terbaru