• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 30 April 2024

Metropolis

HAJI

Menag Jelaskan Skema Badal Jumrah Tak Dipungut Biaya

Menag Jelaskan Skema Badal Jumrah Tak Dipungut Biaya
Lempar jumroh. (Foto: NOJ/NU Online)
Lempar jumroh. (Foto: NOJ/NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

Prosesi wukuf telah selesai dilaksanakan di Arafah. Proses selanjutnya mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina. Selama di Mina, jamaah akan melontar Jumrah Aqabah pada 10 Zulhijjah, dilanjutkan Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari Tasyrik.

 

Menag Yaqut Cholil Qoumas melihat pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar. Namun, kondisi di Mina jauh lebih berat dibanding di Arafah. Sebab, jamaah akan tinggal lebih lama di tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah jamaah hanya diam, di Mina ada aktivitas lontar jamarah.

 

"Sampai selesai wukuf, dilaporkan ada tujuh jamaah wafat di Arafah. Jika di Mina tidak dipersiapkan dengan betul, kejadian yang sama akan terulang, banyak jamaah yang tumbang, termasuk lansia. Kita tidak berharap," terang Menag di Arafah sebelum berangkat ke Muzdalifah, Selasa (27/06/2023).

 

"Kita sedang siapkan skenario agar jamaah yang mayoritas lansia ini bisa beribadah dengan nyaman tanpa harus gugur kewajiban hajinya. Sebab, di fikih banyak alternatif. Sehingga, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya," sambungnya.

 

Menag Yaqut meminta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan dengan menyesuaikan kondisi fisik jamaah, agar mereka tidak memaksakan.

 

"Jadi yang benar-benar mungkin saja yang boleh lontar jumrah sendiri dan boleh tawaf ifadah sendiri. Lainnya, jamaah yang secara fisik tidak memungkinkan, saya minta lontar jumrahnya dibadalkan," tegas Mina.

 

"Skenarionya badal, membadalkan jemaah yang tidak mampu. Jadi intinya kita tidak mau jamaah ini dipaksakan kondisi fisiknya," sebut Menag.

 

Dilansir dari Kemenag RI, Gus Men, panggilan akrabnya, meminta PPIH untuk segera mengidentifikasi jemaah yang harus dibadalkan. Gus Men juga minta petugas untuk siap membadalkan jamaah. "Saya kira kita memiliki petugas yang cukup untuk bisa membadalkan jemaah," ujarnya.

 

"Lempar jumrah itu kan satu orang bisa mewakili beberapa orang," sambungnya.

 

Gratis
Menag menegaskan bahwa badal lempar jumrah itu sah secara fikih dan tidak dipungut biaya. Sehingga, jamaah tidak perlu khawatir.

 

"Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah," tegasnya.

 

"Bahkan, jemaah yang wafat dibadalhajikan oleh petugas, tanpa dipungut biaya. Demikian juga jemaah yang sakit dan tidak memungkinkan disafariwukufkan, juga dibadalhajikan, dan tidak dipungut biaya," lanjutnya.

 

Badal Lontar Jumrah
Praktik baik dilakukan tim konsultan dan bimbingan ibadah yang tergabung dalam safari wukuf. Ada lebih 200 jamaah yang disafariwukufkan. Mereka semuanya akan dibadalkan lontar jumrahnya, baik lontar Jumrah Aqabah maupun lontar jumrah pada hari-hari Tasyrik.

 

"Kita sudah berembug dan sepakat, setiap konsultan dan pembimbing ibadah, serta linjam dan petugas lainnya yang tergabung dalam tim safari wukuf akan membadalkan lontar jumrah jamaah safari wukuf," tegas konsultan ibadah Daker Makkah Imam Khoiri.

 

"Kita sudah berbagi, rata-rata satu orang akan membadalkan lontar jumrah dari delapan jamaah," tandasnya.

 

Imam menambahkan, khusus untuk jumrah aqabah, setelah dilaksanakan, tim safari wukuf akan berkoordinasi dengan tim kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah agar jemaah bisa ditahallulkan.


Metropolis Terbaru